JagatBisnis.com – McDonald’s menghadapi tantangan besar setelah laporan terbaru menunjukkan penurunan penjualan global pada kuartal kedua (Q2) tahun ini. Laporan yang dirilis pada hari Senin (29/7) mengungkapkan bahwa penjualan global McDonald’s turun 1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, melawan ekspektasi perusahaan yang mengarah pada kenaikan sebesar 0,5%. Meskipun begitu, pendapatan keseluruhan masih mencatatkan kenaikan sebesar 1%.
Di Amerika Serikat, penjualan serupa mengalami penurunan 0,7% pada Q2, sebuah perubahan drastis dari lonjakan 10,3% yang tercatat pada periode yang sama tahun lalu. Penurunan juga terlihat di pasar internasional, yang menyumbang hampir setengah dari pendapatan McDonald’s pada tahun 2023, dengan penurunan sebesar 1,1% yang dipengaruhi oleh kondisi buruk di Prancis.
Laporan keuangan menunjukkan bahwa McDonald’s menghasilkan US$2,97 per saham setelah penyesuaian pada kuartal kedua, meleset dari ekspektasi yang memprediksi angka sebesar US$3,07. Penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor signifikan, termasuk dampak gerakan boikot terkait konflik di Timur Tengah dan kemajuan yang lebih lambat dari perkiraan di China.
Konflik di Timur Tengah, khususnya terkait dengan tindakan Israel di Gaza, telah menyebabkan boikot konsumen terhadap perusahaan-perusahaan besar seperti McDonald’s dan Starbucks di wilayah tersebut. Hal ini berdampak negatif pada penjualan McDonald’s di pasar Timur Tengah, yang memiliki populasi Muslim besar.
CEO McDonald’s, Chris Kempczinski, mengakui bahwa perusahaan menghadapi tantangan besar akibat sentimen konsumen yang dipengaruhi oleh informasi yang salah. “Ada perilaku diskriminatif di antara para konsumen yang berakibat pada penurunan penjualan kami. Namun, McDonald’s tetap berkomitmen untuk mendukung komunitas lokal, termasuk konsumen Muslim,” ungkap Kempczinski dalam pernyataan yang dikutip oleh News Central.
Meskipun mengalami penurunan penjualan, McDonald’s tetap mempertahankan anggaran belanja modalnya hingga US$2,7 miliar, dengan lebih dari separuh dana tersebut dialokasikan untuk pengembangan restoran baru di AS dan pasar internasional lainnya. Langkah ini menunjukkan tekad McDonald’s untuk tetap berinvestasi dalam ekspansi dan inovasi meskipun menghadapi tantangan.
Penurunan penjualan McDonald’s pada kuartal kedua tahun ini mencerminkan dampak signifikan dari faktor eksternal dan sentimen konsumen yang negatif. Perusahaan harus menghadapi tantangan ini sambil mempertahankan komitmennya untuk mendukung komunitas lokal dan melanjutkan ekspansi global. Dengan langkah-langkah strategis yang diambil, McDonald’s berharap dapat memulihkan pertumbuhan dan kembali memenuhi ekspektasi pasar di masa depan. (Hky)