JagatBisnis.com – Pemerintah Indonesia terus menggenjot era elektrifikasi sebagai bagian dari komitmen untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060. Setelah berhasil mendorong adopsi Battery Electric Vehicle (BEV), perhatian kini beralih pada persiapan insentif untuk kendaraan hybrid yang dapat mempercepat transisi menuju mobilitas ramah lingkungan.
Fransiscus Soerjopranoto, Chief Operating Officer (COO) Hyundai Motor Indonesia (HMID), menyatakan harapannya agar pemerintah segera memberikan kejelasan mengenai insentif untuk mobil hybrid. Dalam wawancaranya dengan Kontan, Soerjopranoto menegaskan, “Kami mengharapkan pemerintah segera memberikan gambaran yang jelas mengenai ada atau tidaknya peraturan ini.”
Saat ini, banyak konsumen tampak menunggu dan melihat apakah akan ada kepastian terkait insentif untuk kendaraan hybrid. Hyundai, yang telah menunjukkan dukungan signifikan terhadap pengembangan mobil listrik di Indonesia, siap mematuhi dan melaksanakan peraturan pemerintah terkait. Soerjopranoto juga menjelaskan bahwa insentif untuk mobil hybrid dapat dilihat sebagai upaya melindungi industri otomotif yang ada saat ini.
“Hybrid merupakan bagian dari mesin ‘combustion’, jadi tergantung pemerintah apakah akan ‘berlari’ dengan mobil listrik atau ‘berjalan’ dengan mobil hybrid. Keberhasilan target ‘net zero carbon’ pada 2060 sangat tergantung pada ketegasan pemerintah dalam kebijakan industri, termasuk otomotif,” tambahnya.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan bahwa pihaknya akan mengusulkan insentif untuk kendaraan hybrid kepada kementerian terkait, termasuk Kementerian Keuangan. Agus, yang menyampaikan hal ini pada pembukaan GIIAS 2024, mengungkapkan, “Insentif setiap hari kita coba hitung, coba diskusikan dengan internal pemerintah, akan kami usulkan khususnya untuk kendaraan hybrid kepada kementerian terkait.”
Menurut Agus, insentif fiskal sebelumnya telah terbukti meningkatkan penjualan kendaraan domestik secara signifikan. Selama periode Maret-Desember 2021, insentif ini mendorong peningkatan penjualan kendaraan hingga 113 persen. Pada periode Januari-Mei 2022, program tersebut berhasil meningkatkan penjualan hingga 95 ribu unit.
Data ini menunjukkan bahwa insentif fiskal dapat memberikan dampak positif yang signifikan terhadap penjualan kendaraan. Dengan kebijakan yang tepat, diharapkan adopsi kendaraan hybrid dapat meningkat, mendukung upaya Indonesia dalam mencapai target emisi nol pada tahun 2060, serta melindungi dan mendorong pertumbuhan industri otomotif nasional. (Hky)