Ekbis  

Apindo: Tantangan ICOR Menghambat Pertumbuhan Ekonomi 6-7%

Apindo: Tantangan ICOR Menghambat Pertumbuhan Ekonomi 6-7%. foto dok apindojabar.or.id

JagatBisnis.com – Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyoroti tantangan besar dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi 6% hingga 7% jika rasio Incremental Capital Output Ratio (ICOR) tetap tinggi. ICOR Indonesia saat ini tercatat sekitar 6,8%, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara di Kawasan ASEAN yang berada di kisaran 4% hingga 5%.

Ketua Umum Apindo, Shinta Kamdani, menjelaskan bahwa ICOR yang tinggi mengindikasikan ketidakefisienan dalam investasi. Setiap kenaikan 1% dalam Produk Domestik Bruto (PDB) memerlukan kenaikan investasi sebesar 6,8%, sebuah rasio yang dianggap tidak kompetitif. Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 6% hingga 7%, rasio investasi terhadap PDB yang dibutuhkan adalah sekitar 41% hingga 47%. Sementara itu, pada 2023, rasio investasi Indonesia baru mencapai 29,9% terhadap PDB.

Baca Juga :   Apindo Minta Pemerintah Kaji Ulang Rencana Kenaikan PPN Jadi 12 Persen

“ICOR kita masih tinggi, dan kita harus meningkatkan efisiensi,” ungkap Shinta dalam agenda Bisnis Indonesia Midyear Challenges 2024, Senin (29/7). Ia menekankan pentingnya efisiensi dalam berbagai aspek usaha, seperti biaya keuangan, biaya kepatuhan, biaya hukum, serta biaya energi dan tenaga kerja.

Baca Juga :   Apindo Minta Pemerintah Kaji Ulang Rencana Kenaikan PPN Jadi 12 Persen

Deputi Direktur Deregulasi Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM, Theopita Tampubolon, mengakui adanya tantangan dalam kebijakan birokrasi yang menghambat aliran investasi. Saat ini, pemerintah tengah merevisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 5 Tahun 2021 tentang perizinan berusaha berbasis risiko.

“Theopita menjelaskan bahwa revisi ini bertujuan untuk memberikan kejelasan waktu yang lebih baik dalam proses perizinan. Dengan reformasi ini, diharapkan pelaku usaha dapat mengestimasi waktu yang diperlukan untuk mendapatkan izin usaha, termasuk izin lokasi dan persetujuan lingkungan,” katanya.

Shinta Kamdani menggarisbawahi bahwa peningkatan efisiensi usaha adalah kunci untuk mengurangi ICOR dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Ia menyoroti perlunya kebijakan yang mendukung, seperti pengurangan biaya birokrasi, penyederhanaan regulasi, dan pengelolaan energi yang lebih efisien.

Baca Juga :   Apindo Minta Pemerintah Kaji Ulang Rencana Kenaikan PPN Jadi 12 Persen

“Pemerintah perlu membantu untuk mencapai efisiensi yang optimal sehingga kita bisa memenuhi target pertumbuhan yang diharapkan,” ujar Shinta.

Dengan reformasi yang sedang dijalankan dan upaya untuk meningkatkan efisiensi, diharapkan Indonesia dapat mengatasi tantangan ICOR dan meraih pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi di masa depan. (Hky)