JagatBisnis.com – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) diproyeksikan menunjukkan kinerja yang positif sebagai salah satu pemain utama dalam sektor energi baru dan terbarukan. Direktur Keuangan PGE, Yurizki Rio, menyampaikan optimisme terhadap kinerja keuangan perusahaan yang semakin membaik di masa depan.
PGEO telah menetapkan ambisi untuk menjadi pusat keunggulan geothermal dengan menerapkan strategi pengembangan bisnis yang agresif namun tetap prudent, untuk mendukung pertumbuhan berkelanjutan jangka panjang. Yurizki menekankan beberapa strategi kunci seperti optimalisasi sumber daya domestik melalui proyek co-generation, ekspansi ke luar negeri, dan eksplorasi berbagai sumber pendapatan baru (new revenue stream).
Menurut riset dari OCBC Sekuritas Indonesia, bisnis PGEO memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu emiten terdepan di sektor energi hijau. Dengan rencana ekspansi yang agresif, serta dukungan pemerintah Indonesia dalam memajukan energi baru dan terbarukan, PGEO diprediksi akan terus mengalami pertumbuhan stabil di masa depan.
Saat ini, PGEO memiliki kapasitas terpasang mencapai 672 MW dan berencana untuk meningkatkannya menjadi 1 GW dalam dua tahun mendatang. Selain itu, PGEO juga berencana untuk meningkatkan kapasitas pertumbuhannya melalui ekspansi ke pasar global dan pendekatan merger and acquisition (M&A).
“Dengan ekspansi yang agresif ini, PGEO dapat memanfaatkan peningkatan permintaan terhadap energi terbarukan dan menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi ke depannya,” ujar Kevin Jonathan Panjaitan, Analis Ekuitas OCBC Sekuritas, dalam Equity Research.
OCBC Sekuritas juga menyoroti bahwa PGEO sebagai bagian dari Pertamina Group memiliki keuntungan akses mudah terhadap pendanaan murah, terutama dengan fokus Pertamina yang kuat pada pengembangan energi terbarukan. Contohnya adalah penerbitan green bond Pertamina yang tercatat di Singapore Exchange Securities Trading Limited (SGX-ST) yang mengalami kelebihan permintaan hingga 8,25 kali.
PGE juga diprediksi akan mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang stabil, yang berpotensi memberikan dividen yang stabil ke depannya. Hal ini didukung oleh adanya kontrak jangka panjang dengan skema take-or-pay dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).
Selain itu, tarif penjualan uap PGEO diproyeksikan meningkat secara stabil sebesar 2,0%, sementara tarif penjualan listrik akan mengikuti indeks harga konsumen Amerika Serikat (US CPI).
Dengan berbagai strategi ekspansi dan dukungan yang kuat dari Pertamina serta kondisi pasar yang menguntungkan, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) menunjukkan potensi yang kuat untuk menjadi pemimpin di industri energi terbarukan di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara. (Zan)