JagatBisnis.com – PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA), perusahaan kilang LPG dan amoniak, melaporkan kinerja keuangan untuk semester I-2024 dengan catatan menarik. Meskipun pendapatannya mengalami penurunan 10% secara tahunan menjadi US$ 151,6 juta dari US$ 168,2 juta pada semester I-2023, ESSA berhasil meningkatkan EBITDA sebesar 48% menjadi US$ 61,6 juta. Peningkatan ini dipicu oleh volume produksi yang lebih tinggi dan efisiensi biaya yang berhasil dilakukan.
Corporate Secretary ESSA, Shinta D. U. Siringoringo, menjelaskan bahwa efisiensi ini tercapai setelah penyelesaian penghentian aktivitas operasional sementara dalam rangka pemeliharaan fasilitas produksi selama hampir dua minggu. Volume produksi amoniak untuk semester pertama tahun ini juga mencatatkan kenaikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang berdampak positif pada kinerja perusahaan.
Selain itu, harga amoniak menunjukkan tren kenaikan sepanjang kuartal kedua tahun 2024, dengan perkiraan bahwa harga akan tetap stabil atau bahkan lebih tinggi di semester kedua tahun ini dibandingkan dengan semester pertama.
Di sisi lain, harga LPG tetap relatif tinggi karena pemangkasan produksi minyak yang dilakukan secara sukarela oleh OPEC+. Hal ini turut mendukung kinerja finansial ESSA di tengah kondisi pasar yang dinamis.
Dalam upaya mencapai manufacturing excellence, ESSA tidak hanya fokus pada aspek finansial semata, tetapi juga berkomitmen pada keberlanjutan lingkungan dan menjadi pionir dalam industri di Indonesia. Perusahaan terus menjajaki peluang-peluang baru yang sejalan dengan kompetensi unggulannya untuk meningkatkan nilai tambah bagi para pemegang saham.
Meskipun laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham meningkat drastis hingga 418% menjadi US$ 20,6 juta di semester I-2024 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, ESSA tidak berencana mengalokasikan belanja modal (capex) yang signifikan tahun ini. Presiden Direktur ESSA, Kanishk Laroya, menegaskan bahwa belanja modal besar akan dimulai setelah peluncuran amonia biru pada tahun 2025 mendatang, dengan estimasi biaya investasi hingga US$ 150 juta atau setara dengan Rp 2,3 triliun.
Komitmen ESSA untuk menjaga kinerja finansial yang stabil sambil mempersiapkan langkah-langkah strategis jangka panjang seperti peluncuran amonia biru pada tahun depan mencerminkan visi perusahaan dalam memperkuat posisi di pasar global.
Dengan demikian, meskipun menghadapi tantangan pendapatan, ESSA terus menunjukkan keunggulan dalam efisiensi operasional dan fokus pada inovasi yang berkelanjutan untuk mendukung pertumbuhan dan keberlanjutan bisnisnya di masa depan. (Mhd)