JagatBisnis.com – PT Pertamina International Shipping (PIS) menetapkan target ambisius untuk mengurangi emisi karbon dalam operasional perusahaannya sebesar 33% pada akhir tahun 2030. Langkah ini merupakan bagian dari upaya strategis PIS dalam mengembangkan bisnis yang berkelanjutan, sejalan dengan komitmen pemerintah Indonesia untuk mencapai Net Zero Emisi pada tahun 2060.
Eka Suhendra, Direktur Perencanaan Bisnis PIS, menegaskan bahwa perusahaan telah merancang sejumlah langkah strategis untuk mencapai target ini. Salah satunya adalah penggunaan kapal-kapal ramah lingkungan (“green ships”) serta pemanfaatan bahan bakar alternatif seperti dual-fuel dan biodiesel. PIS juga berfokus pada pengembangan terminal hijau dan teknologi Carbon Capture & Storage (CCS) untuk mengurangi jejak karbon.
“Komitmen PIS untuk memimpin dekarbonisasi di sektor logistik energi di Asia Tenggara tidak hanya merupakan implementasi dari regulasi International Maritime Organization (IMO), tetapi juga sejalan dengan visi Pertamina untuk mencapai Net Zero Emisi pada 2060,” ujar Eka dalam siaran pers yang diterbitkan Jumat lalu.
PIS telah melakukan transformasi hijau dengan memperbarui armada kapalnya dan mengadopsi teknologi ramah lingkungan. Selain itu, mereka sedang mengembangkan kapasitas Terminal LPG Tanjung Sekong di Banten dengan integrasi teknologi canggih untuk meningkatkan efisiensi operasional.
Terminal energi strategis ini, bersama dengan lima terminal lain yang dikelola oleh PT Pertamina Energy Terminal (PET) di seluruh Indonesia, menjadi pondasi utama dalam mendukung pengelolaan energi yang berkelanjutan. PET mengoperasikan terminal utama seperti Integrated Terminal Tanjung Uban, Fuel Terminal Pulau Sambu, dan Fuel Terminal Kotabaru.
“PIS juga tengah membangun Jakarta Integrated Green Terminal di Tanjung Priok, Jakarta, sebagai pusat pengelolaan energi hijau masa depan,” tambah Eka.
Dengan fokus pada inovasi dan keberlanjutan, PIS berkomitmen untuk terus memodernisasi infrastruktur mereka dan mengintegrasikan solusi ramah lingkungan dalam seluruh aspek operasionalnya. Langkah-langkah ini tidak hanya mendukung pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan, tetapi juga memperkuat posisi PIS sebagai pemimpin dalam industri logistik energi di kawasan Asia Tenggara. (Hky)