JagatBisnis.com – PT PLN Indonesia Power (PLN IP) telah mengumumkan rencana ambisius untuk mengembangkan pembangkit listrik berbasis hidrogen dengan kapasitas total mencapai 41 GW. Langkah ini merupakan bagian dari upaya perusahaan dalam mendukung transisi energi untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.
Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, menjelaskan bahwa penggunaan hidrogen sebagai sumber energi merupakan solusi yang efektif untuk mengurangi emisi karbon, terutama dalam sektor transportasi yang tidak menghasilkan emisi karbon selama proses pembakaran.
“Sistem hidrogen sudah lama digunakan dalam industri pembangkit listrik untuk mendinginkan generator,” kata Edwin dalam siaran pers pada Senin (8/7).
PLN IP, sebagai penyedia utama pembangkit listrik berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT), akan fokus pada pengembangan pembangkit listrik hidrogen. Menurut roadmap perusahaan, akan ada pembangkit listrik dengan total kapasitas 41 GW yang menggunakan energi hidrogen.
“Pengembangan hidrogen menjadi bagian penting dari roadmap PLN untuk mencapai target National Determined Contribution (NDC) pada tahun 2030 dan NZE pada tahun 2060,” tambah Edwin.
Pengembangan ini tidak hanya akan melibatkan energi hidrogen tetapi juga amonia sebagai turunannya, yang akan digunakan sebagai bahan bakar pengganti energi fosil dalam pembangkit listrik.
“Penggunaan hidrogen ini akan memberikan banyak manfaat, termasuk pengurangan emisi karbon yang signifikan dan efisiensi biaya yang tinggi,” jelas Edwin.
PLN IP juga telah menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan infrastruktur hidrogen di Indonesia, termasuk transformasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang menjadi produsen hidrogen hijau pertama di Asia Tenggara.
“Kami akan terus mengembangkan PLTP lain seperti Gunung Salak, Ulubelu, Darajat, Lahendong, dan Ulumbu sebagai produsen hidrogen,” ungkap Edwin.
Dengan langkah ini, PLN Indonesia Power berupaya memberikan kontribusi nyata dalam mendukung transisi energi global menuju keberlanjutan, serta memastikan bahwa target NZE 2060 dapat tercapai dengan efektif. (Hky)