JagatBisnis.com – Esther Sri Astuti, Direktur Eksekutif The Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), menyoroti sejumlah persoalan ekonomi yang ditanggung Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan akan menjadi tantangan utama bagi Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Astuti mencatat bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami penurunan kualitas, dengan konsumsi rumah tangga tetap menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi. Namun, dia menekankan pentingnya meningkatkan investasi, ekspor, belanja pemerintah, serta penerimaan pajak dan transfer daerah sebagai mesin-mesin pertumbuhan ekonomi yang lebih beragam.
Dia juga menyoroti penurunan daya beli masyarakat di tengah kebijakan fiskal yang ketat, dengan target peningkatan rasio penerimaan negara menjadi 23%. Hal ini mengindikasikan perlunya peningkatan pendapatan dari pajak untuk mencapai target tersebut.
Astuti mengingatkan bahwa kondisi ekonomi Indonesia saat ini, baik dari sisi fiskal maupun moneter, masih dalam kondisi yang ketat. Kenaikan suku bunga dan fluktuasi nilai tukar rupiah sekitar Rp16.400 per dolar AS menjadi tantangan awal bagi pemerintahan baru.
Fleksibilitas fiskal Indonesia terbatas dengan rasio pajak hanya sekitar 8%-10% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan rasio utang mencapai 38% terhadap PDB. Kebijakan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11% menjadi 12% akan lebih mempersempit ruang fiskal negara.
Industri manufaktur Indonesia mengalami penurunan performa, terutama akibat meningkatnya impor bahan baku akibat depresiasi nilai tukar rupiah. Hal ini berdampak signifikan pada sektor yang bergantung pada bahan baku impor.
Masalah lain yang dihadapi adalah keterbatasan dalam fungsi intermediasi keuangan, terutama terkait penerimaan kredit yang masih terbatas. Margin bunga bersih perbankan Indonesia yang relatif tinggi, dikombinasikan dengan kebijakan suku bunga yang tinggi dan nilai tukar yang volatil, menjadi beban tambahan bagi pemerintahan baru.
Esther Sri Astuti menutup paparannya dengan menegaskan bahwa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto perlu melakukan upaya maksimal untuk mengatasi tantangan ekonomi ini. Meningkatkan pendapatan negara melalui berbagai sumber, memperbaiki iklim investasi, dan memperkuat sektor manufaktur menjadi langkah-langkah krusial dalam meraih pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan bagi Indonesia. (Zan)