Ekbis  

Tripatra Mengembangkan Proyek Bio Metana dari Limbah Peternakan untuk Green Energy

Tripatra Mengembangkan Proyek Bio Metana dari Limbah Peternakan untuk Green Energy. Foto : tripatra.com

JagatBisnis.com – PT Tripatra Engineers and Constructors (Tripatra) kembali mengukuhkan posisinya dalam sektor energi terbarukan dengan fokus pengembangan proyek Bio Metana, salah satu bentuk energi hijau yang dihasilkan dari limbah organik, khususnya limbah dari peternakan sapi.

Ananto Wardono, Direktur Green Energy Development Tripatra, mengungkapkan bahwa perusahaan telah melakukan langkah-langkah strategis dalam mengelola Bio Metana, termasuk dalam bentuk kerjasama dengan pihak lain. Salah satu kerjasama terbaru adalah penandatanganan nota kesepahaman dengan PT Energasindo Heksa Karya (EHK) dan PT Rukun Raharja Tbk (RAJA), yang juga memiliki keterlibatan dari Tokyo Gas. Kolaborasi ini bertujuan untuk mengembangkan Compressed Bio Methane (CBM) dari limbah organik peternakan sapi milik PASTE di Jawa Barat.

“Dalam green energy, kami menggunakan limbah sebagai sumber utama energi. Pada bulan Januari, kami telah menandatangani nota kesepahaman untuk mengubah limbah dari peternakan sapi menjadi biomethane,” jelas Ananto kepada Kontan pada Rabu (19/6).

Menurut Ananto, Bio Metana memiliki dampak gas rumah kaca yang lebih rendah dibandingkan dengan karbon dioksida (CO2), dan limbah dari peternakan sapi di Indonesia saat ini belum dimanfaatkan secara optimal.

“Pengembangan ini menyediakan alternatif energi yang lebih bersih daripada bahan bakar fosil, terutama untuk pelanggan di Jawa Barat. Salah satu fokus kami adalah mengubah limbah yang saat ini belum terkelola menjadi bio-metana dan menemukan pasar untuknya,” tambahnya.

“Biomethane yang dihasilkan dapat digunakan untuk menggantikan gas alam terkompresi (CNG), dan target konsumen kami adalah perusahaan multinasional yang memiliki komitmen terhadap target netral karbon,” ungkap Ananto.

Ananto juga menjelaskan bahwa meskipun konsumen Bio-Metana berasal dari perusahaan multinasional yang memiliki target karbon netral, dalam lima tahun terakhir, minat dari perusahaan dalam negeri untuk mengelola limbah mereka menjadi Bio Metana juga meningkat.

“Demand untuk Bio Metana paling tinggi ada di Pulau Jawa, meskipun bahan bakunya ada di luar Jawa seperti Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi. Hal ini karena industri-industri di Pulau Jawa memiliki mandat untuk mencapai karbon netral,” tambahnya.

Tripatra saat ini tengah melakukan pemetaan sumber bahan baku yang sesuai dengan pasar dan proyek yang ada di Pulau Jawa, sebagai langkah awal dalam mengoptimalkan potensi Bio Metana di Indonesia.

Dengan langkah-langkah strategis ini, Tripatra tidak hanya berkontribusi pada pengembangan energi terbarukan, tetapi juga mendukung Indonesia dalam mencapai target global dalam pengurangan emisi gas rumah kaca. (Mhd)