JagatBisnis.com – Dalam serangkaian kejahatan mengerikan yang mengguncang Los Angeles, Jerrid Joseph Powell, 33 tahun, telah didakwa atas pembunuhan brutal terhadap tiga pria tunawisma dan seorang pegawai daerah. Empat pembunuhan keji ini terjadi dalam rentang empat hari terakhir, menciptakan ketakutan di seluruh kota.
Powell, seorang penduduk asli Los Angeles, kini dihadapkan pada ancaman hukuman penjara seumur hidup tanpa kemungkinan pembebasan bersyarat jika terbukti bersalah. Kejaksaan Distrik L.A. County menyatakan bahwa dia diduga melakukan tiga pembunuhan terpisah terhadap pria tunawisma yang tidur sendirian di trotoar atau gang selama dini hari pekan lalu, antara 26 hingga 29 November.
Korban keempat, Nicholas Simbolon, 42 tahun, seorang manajer proyek di kantor eksekutif daerah, diikuti oleh Powell dari stasiun pengisian kendaraan hingga ke rumahnya di pinggiran Kota San Dimas. Simbolon kemudian dirampok dan ditembak mati, menambah daftar kekejaman yang dilakukan oleh tersangka.
Penangkapan Powell dilakukan di Beverly Hills pada 30 November setelah video pengawasan dan teknologi pembacaan pelat nomor berhasil mengidentifikasi mobilnya. Sebuah pistol yang ditemukan di mobil tersebut kemudian dikaitkan dengan keempat pembunuhan tersebut.
Powell dihadapkan pada empat dakwaan pembunuhan, satu dakwaan perampokan perumahan, dan satu dakwaan sebagai penjahat yang memiliki senjata api. Meskipun belum diketahui apakah Powell memiliki pendampingan hukum, hakim telah memerintahkannya untuk ditahan tanpa jaminan hingga sidang yang dijadwalkan pada 8 Januari 2024.
Sheriff Los Angeles County Robert Luna menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang diketahui antara keempat korban pembunuhan Powell. Namun, Luna menduga bahwa mungkin ada korban tambahan yang terkait dengan kasus ini, mengingat riwayat kriminal tersangka.
Kepala Polisi Los Angeles Michel Moore menggambarkan pembunuhan tersebut sebagai tindakan “tanpa provokasi,” menambahkan ketegangan di kalangan warga Los Angeles. Wali Kota Karen Bass telah mengeluarkan peringatan kepada orang-orang tanpa tempat tinggal untuk menghindari tidur sendirian di luar ruangan, mencerminkan kekhawatiran akan potensi serangan lebih lanjut.
(tia)
