Diduga Sebabkan Gagal Ginjal, BPOM Tarik Obat Sirup

Ilustrasi Obat Sirop Foto: Merdeka.com

JagatBisnis.com Dua anak di Jakarta dilaporkan mengidap Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA) pada awal Februari 2023, setelah kasus serupa tak ditemukan sejak Desember 2022. Satu meninggal dan satu lagi masih dalam perawatan.

Terkait hal ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah melakukan langkah antisipasi dengan menghentikan sementara produksi dan distribusi obat yang dikonsumsi kedua pasien tersebut.

“BPOM sudah mengeluarkan perintah penghentian sementara produksi dan distribusi obat yang dikonsumsi pasien hingga investigasi selesai dilaksanakan,” kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. M Syahril dalam keterangan tertulis yang kami terima Senin (6/2).

Baca Juga :   Kantor Afi Farma-Samudra Chemical Disegel Bareskrim Polri

Terkait perintah penghentian sementara dari BPOM, kata Syahril, industri farmasi pemegang izin edar obat tersebut telah melakukan voluntary recall (penarikan obat secara sukarela).

BPOM juga telah melakukan investigasi atas sampel produk obat dan bahan baku baik dari sisa obat pasien, sampel dari peredaran dan tempat produksi, serta telah diuji di laboratorium Pusat

Baca Juga :   Ini 5 Obat Sirup yang Mengandung Cemaran EG Lebihi Ambang Batas

Pengembangan Pengujian Obat dan Makanan Nasional (PPPOMN). BPOM juga telah melakukan pemeriksaan ke sarana produksi terkait Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB).

Merek obat penurun demam yang dikonsumsi pasien pertama adalah Praxion.

“Diberikan obat sirup penurun demam yang dibeli di apotek dengan merek Praxion,” kata Syahril.

Baca Juga :   Ganti Obat Sirup, IDAI Minta Nakes Beri Resep Obat Puyer

Sementara pasien kedua masih belum ketahui. Kemenkes hanya menyebut obat sirop tersebut dibeli secara mandiri di apotek.

Dengan dilaporkannya tambahan kasus baru GGAPA, hingga 5 Februari 2023 tercatat 326 kasus GGAPA dan satu suspek yang tersebar di 27 provinsi di Indonesia.

Dari sejumlah tersebut 116 kasus dinyatakan sembuh, sementara enam kasus masih menjalani perawatan di RSCM Jakarta. (tia)

MIXADVERT JASAPRO