PM Netanyahu Beri Isyarat untuk Mudahkan Israel Tembak Orang Palestina

PM Israel Benjamin Netanyahu Foto: Detikcom

JagatBisnis.com  Rencana Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, untuk mempermudah warganya memperoleh senjata api mengingatkan kekhawatiran akan kekerasan terhadap warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki dan Yerusalem Timur sejak Sabtu (28/1).

Selain mempercepat izin senjata untuk warga Israel, Netanyahu akan meningkatkan upaya untuk mengumpulkan “senjata ilegal”.

Pemerintahannya juga menjanjikan langkah-langkah baru untuk “memperkuat” permukiman ilegal Israel di Tepi Barat yang diduduki.

Pengumuman ini menyusul pertemuan kabinet keamanan Netanyahu—yang berisikan politikus garis keras—mengenai dua penembakan.

Salah satu serangan penembakan tersebut menewaskan tujuh orang di luar sinagoge di Yerusalem Timur pada Jumat (27/1).

Penembakan itu terjadi selama konfrontasi yang kian berkembang selama sebulan terakhir. Bulan ini, pasukan Israel telah membunuh 32 warga Palestina. Pemerintah baru yang diresmikan bulan lalu pun adalah pemerintahan paling sayap kanan dalam sejarah Israel.

Baca Juga :   Sejumlah Negara Eropa Desak Israel Hentikan Pemukiman di Yerussalem

Ketakutan lantas menyelimuti warga Palestina yang hidup di bawah pendudukan ilegal militer Israel di Tepi Barat.

Bagian dari pemerintahan baru ini adalah Menteri Keamanan Nasional, Itamar Ben-Gvir, dan Menteri Keuangan, Bezalel Smotrich, yang terkenal kerap menghasut kekerasan terhadap warga Palestina.

Keduanya pun merupakan pemukim yang tinggal jauh di dalam Tepi Barat yang diduduki. Mereka sering kali membahas rencana perluasan pemukiman ilegal dan aneksasi tanah Palestina.

“Ada menteri keamanan nasional yang yakin akan pembunuhan warga Palestina, ada menteri keuangan yang telah menjelaskan bahwa [warga Palestina] hanya ada di sini untuk sementara,” kata analis asal Kota Haifa, Diana Buttu, dikutip dari Al Jazeera, Senin (30/1).

Baca Juga :   Indonesia Dukung Perjuangan Palestina Jadi Negara Merdeka

“Ada juga perdana menteri yang menyebut orang harus dipersenjatai dan mereka tidak akan melakukan apa pun untuk menghentikan pembunuhan warga Palestina. Anda dapat melihat akibatnya adalah semakin banyak orang Palestina akan dibunuh,” lanjut dia.

Menurut Kementerian Kesehatan Otoritas Palestina, lebih dari 200 warganya tewas sepanjang 2022. Seorang peneliti dari lembaga riset Shabaka, Yara Hawari, lantas mengungkapkan pandangan serupa dengan Buttu terkait pengumuman terbaru Netanyahu.

Baca Juga :   Gaza Terus Dibombardir Israel, 122 Warga Palestina Tewas

“Ini eskalasi mengkhawatirkan yang tidak diragukan lagi akan menyebabkan lebih banyak serangan dan lebih banyak pembunuhan di luar proses hukum terhadap warga Palestina,” jelas Hawari.

“Dengan langkah ini, Netanyahu memberi lampu hijau bagi semua warga Israel untuk melakukan kekerasan terhadap warga Palestina dengan impunitas penuh,” tambah dia.

Buttu menggarisbawahi, Israel sudah “bersenjata lengkap” sedari dulu. Pun penembakan terhadap orang Palestina sangat umum terjadi.

“Sama sekali tidak jarang melihat pemukim Israel berjalan-jalan tidak hanya dengan pistol tetapi juga dengan senapan serbu. Cukup lumrah baik itu di mal, di bus, di kereta, di tempat ibadah melihat orang membawa senjata,” ujar Buttu.  (tia)

MIXADVERT JASAPRO