4 Gejala Kanker Ovarium Ini Sering Disalahartikan

Ilustrasi Kanker Ovarium Foto: Sonora.id

JagatBisnis.com Kanker ovarium mengancam perempuan di seluruh dunia. Di Indonesia, kanker ini berada di urutan ketiga teratas, dari segi insiden dan tingkat kematian. Minimnya informasi dan pengetahuan masyarakat terhadap faktor risiko dan deteksi dini kanker ovarium, menjadi penyebab penderitanya terlambat terdiagnosa dan mendapat penanganan yang tepat.

Gejala kanker ovarium sering tidak terdeteksi, hingga menyebar dengan cepat di dalam panggul dan perut. Pada stadium akhir, kanker ovarium lebih sulit diobati dan bisa berakibat fatal. Kanker ini sering luput dari perhatian dan disalahartikan dengan gejala penyakit lain. Inilah yang menyebabkan penderitanya ketika terdeteksi kanker ovarium, ternyata sudah mencapai stadium lanjut.

“Gejala kanker ovarium sering kali disalahartikan dengan gejala penyakit lain, sehingga sering luput dari perhatian yang ketika ditemukan telah mencapai stadium lanjut,” kata Oni spesialis Onkologi dalam konferensi pers virtual di Jakarta, ditulis Senin (05/12/2022).

Baca Juga :   Cara Mengatasi Tidak Bisa Tidur di Malam Hari

Ada empat gejala kanker ovarium, diantaranya nafsu makan berkurang, perut kembung, sering buang air kecil, dan nyeri hebat di pinggang atau perut. Gejala yang umum ini, kerap tidak disadari oleh perempuan Indonesia. Salah satu penyintas kanker Ovarium Ibu Liesdiana, juga merasakan hal yang sama.

Baca Juga :   7 Cara Konsultasi Telemedicine Lebih Efektif

“Meski sempat tidak menyadari dan menyalahartikan gejala diawal, saya bersyukur informasi yang jelas dari dokter membantu saya melewati proses penanganan kanker ovarium,” ujarnya.

Duta Peduli Kanker Ovarium, Shahnaz Haque juga mengakui hal tersebut.

“Sama seperti Ibu Liesdiana, saya pernah menyalahartikan gejala dan faktor risikonya, dan saya harap itu tidak terjadi pada perempuan lain lagi di Indonesia,” tuturnya.

Oleh karena itu, dokter Oni mengumumkan enam risiko utama penyebab kanker Ovarium, diantaranya ialah memiliki riwayat kista endometrium, memiliki riwayat keluarga dengan kanker ovarium dan/atau kanker payudara; dan mutasi genetik (misalnya BRCA). Kemudian risiko lainnya ialah paritas rendah, gaya hidup yang buruk, dan faktor usia.

Baca Juga :   Tips Pilih Dot yang Baik untuk Perkembangan Rahang Bayi dan Balita

“Karena itu, saya berharap ini perempuan harus lebih peka terhadap kondisi tubuhnya. Jika sudah merasakan gejala (kanker ovarium) itu tadi disertai dengan faktor penyebab, langsung segera periksakan diri ke rumah sakit sebelum semakin parah,” papar Oni.(tia)

MIXADVERT JASAPRO