Sri Mulyani Sulit Tidur Nyenyak karena Mikirin 3 Ancaman Krisis

JagatBisnis.com –  Tahun depan, masa depan perekonomian dunia benar-benar suram alias ‘madesu’ (masa depan suram). Dan, Indonesia dikepung tiga ancaman krisis, yakni pangan, energi dan keuangan.

Tak sedang bercanda, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengkhawatirkan 3 krisis itu, menghampiri Indonesia. Karena mumet mikirin ancaman krisis, Sri Mulyani bisa jadi, sulit tidur nyenyak.

“Indonesia harus meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan berbagai risiko tersebut,” kata Sri Mulyani dalam usai Penyerahan DIPA dan Buku Daftar Alokasi Transfer ke Daerah TA 2023 di Istana Negara, Jakarta, Kamis (1/12/2022).

Baca Juga :   Sri Mulyani: 60 Persen Negara Berpenghasilan Rendah Sulit Membayar Utang

Kewaspadaan dapat dilakukan melalui penggunaan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) yang dirancang sebagai instrumen untuk menjaga optimisme, dan meningkatkan kewaspadaan terhadap perubahan risiko global.

Sri Mulyani menuturkan, APBN sudah bekerja luar biasa keras, selama tiga tahun yaitu 2020 sampai 2022, ketika menangani pandemi COVID-19.

Meski demikian, pelaksanaan APBN telah terbukti mampu melindungi masyarakat dan perekonomian. “Sehingga saat ini adalah momentum untuk kembali menyehatkan APBN,” imbuhnya.

Di sisi lain, risiko dari perekonomian serta APBN telah bergeser dari pandemi ke risiko global terutama dengan kenaikan barang-barang yang berhubungan dengan pangan dan energi.

Baca Juga :   Kali Ini, Sri Mulyani Ditegur Gubernur Papua

“Kenaikan harga komoditas itu menyebabkan inflasi global melonjak tinggi dan kemudian menimbulkan respons kebijakan dalam bentuk pengetatan moneter, serta kenaikan suku bunga,” kata dia.

Ekonomi global dengan inflasi tinggi dan pengetatan moneter pun diperkirakan akan menimbulkan stagflasi bahkan tensi geopolitik sekaligus akan meningkatkan risiko dari non ekonomi.

Oleh sebab itu, agar APBN kembali sehat namun tetap mampu menjadi instrumen menjaga kewaspadaan risiko global maka harus dilaksanakan dengan baik.

Baca Juga :   Inilah Tiga Tantangan yang Harus Ditaklukan Dunia, Termasuk Indonesia

Terlebih lagi, Presiden Joko Widodo telah menyerahkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Buku Daftar Alokasi Transfer ke Daerah tahun 2023 kepada para menteri, kepala lembaga, serta kepala daerah.

Sri Mulyani menuturkan, penyerahan tersebut menandakan akan dilaksanakannya APBN 2023 dan kementerian/lembaga (K/L) serta pemerintah daerah sudah mulai bisa melakukan kegiatan meski belum memasuki 2023. “Ini K/L bisa sudah mulai bisa melakukan kegiatan meski belum masuk 2023,” tegasnya. (tia)

MIXADVERT JASAPRO