Pelajar Indonesia Darurat Moral dan Etika di Hari Guru Nasional

JagatBisnis.com Perayaan Hari Guru Nasional harus jadi momentum perubahan bagi para tenaga pengajar untuk bisa menjadi pelindung sekaligus pengarah bagi siswa.

Wakil Ketua Komisi X DPR Hetifah Sjaifudian menyoroti sejumlah kasus yang semakin merebak di dunia pendidikan tanah air. Di antaranya, kasus kekerasan seksual, perundungan dan intoleransi.

Dia menegaskan, sejumlah kasus yang terus terulang terjadi itu menunjukan bahwa pelajar Indonesia darurat moral dan etika. “Maka guru harus memastikan bahwa siswa menjalankan adab yang baik di lingkungan sekolah. Guru menjadi sosok pelindung dan pengarah bagi siswa,” ujarnya, Jumat (25/11/2022).

Karena itu, sambung dia, guru harus bisa berinovasi dalam proses pembelajaran, demi melahirkan siswa yang beradab, kreatif dan berkarya positif. “Apalagi dengan kurikulum merdeka yang membuka ruang bagi guru untuk bisa terus mengeksploitasi ide kreatifnya,” sambung Hetifah.

Selain itu, Hetifah juga menyinggung soal cerita tentang guru Indonesia yang berkorban untuk mengajar hingga pedalaman dengan fasilitas dan dana yang tidak memadai. Dedikasi tersebut, dia sebut, sebagai alasan yang kuat dan pantas untuk memberikan apresiasi kepada guru setinggi-tingginya karena terus berusaha menjadi sosok teladan bangsa.

Tak lupa dia mengutip pernyataan Ki Hajar Dewantara yang menyebut peran guru di depan memberi teladan, di tengah membangun kemauan dan di belakang memberi dukungan moral. “Apresiasi kepada para guru yang bukan hanya telah memberikan ilmu pengetahuan, namun menjadi panutan dan keunggulan moral, etika dan karakter kepada peserta didik,” pungkasnya.

Adapun kasus-kasus yang disinggung tersebut, seperti tindak pelecehan seksual di Bekasi yang dilakukan seorang oknum guru kepada sejumlah murid SD, anak didiknya.

Hingga pekan lalu, Kepolisian Resor Metro Bekasi Kota masih memburu guru berstatus kontrak yang diduga melakukan pelecehan seksual terhadap tiga muridnya di SD Negeri di Jatiasih, Kota Bekasi. Semula, baru satu korban yang melaporkan pelecehan seksual ini pada polisi. Setelah kasus terungkap ke publik, guru berstatus kontrak dilaporkan kabur.

Kasus lainnya, dialami MWF (8), yang merupakan warga Desa Sengguruh, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang yang tengah menjalani perawatan di Rumah Sakit Islam Gondanglegi sejak Kamis (17/11). Korban yang dianiaya sejumlah rekannya tersebut sempat tidak sadarkan diri akibat tindakan kekerasan.

Ia sadar pada keesokan harinya dan menceritakan kejadian perundungan serta penganiayaan kepada orang tuanya. Saat ini, kasus tersebut sedang ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA) Sat Reskrim Polres Malang.(tia)

MIXADVERT JASAPRO