Tekno  

Hacker Jebol Email dan Sebar Foto Bugil Mahasiswi, Berapa Lama Dibui?

FOTO : Ilustrasi

JagatBisnis.com – Seseorang hacker ataupun peretas yang mendobrak belasan akun email dan Snapchat mahasiswi di San Juan, Puerto Rico diganjar ganjaran 13 bulan bui dan 2 tahun era eksperimen.

Iván Santell- Velázque yang ialah mantan mahasiswa universitas itu berterus terang sudah memutuskan lebih dari 100 orang mahasiswa.

Santell- Velázquez mengirim email ke fakultas, administrasi, serta mahasiswa dengan nama nama lain” Slay3r_r00t”.

Santell- Velázquez mematok lebih dari 100 akun email anak didik serta memakai desain phishing dan spoofing buat mendobrak sebagian akun email universitas.

” Orang ini ikut serta dalam desain phishing serta spoofing buat mencuri data,” tutur Beskal Muldrow, semacam diambil Bleeping Computer.

Baca Juga :   Waspada, Karyawan yang WFH Jadi Incaran Peretas

Santell- Velázquez pula diucap memutuskan sebagian akun Snapchat anak didik wanita antara 2019 serta 2021, sebagian di antara lain bermuatan gambar bugil yang ia sebarkan dengan pihak ketiga yang mempublikasikan gambar itu dengan cara online.

Sehabis Santell- Velázquez mendobrak akun Snapchat korban, ia melanda salah satu korban dengan mengirimkan catatan bacaan bersuara pelecehan diiringi dengan potret- potret akrab orang itu.

Gambar bugil yang dicuri dari akun Snapchat korban apalagi diposting Santell- Velázquez di Twitter serta di laman Facebook.

” Ia melecehkan banyak perempuan dengan gambar bugil yang ia memaling dari mereka, serta dalam sebagian permasalahan, ia menerbitkannya,” ucap Muldrow.

Baca Juga :   Keamanan Siber RI Duduki Peringkat ke-24 dari 194 Negara Dunia

Majelis hukum menemukan keseluruhan 15 perempuan serta Universitas Puerto Rico selaku korban Santell- Velázquez.

” Penuntutan penjahat bumi maya merupakan prioritas penting di Unit Peradilan. Kesalahan bumi maya tidak cuma menimbulkan kehilangan keuangan untuk korban korporasi, namun pula menyebabkan kehilangan keuangan serta intelektual untuk korban yang rentan, kerapkali kanak- kanak ataupun orang berumur. Sikap ini tidak hendak ditoleransi.” ucap Muldrow.

” Permasalahan ini pula membuktikan berartinya melindungi data individu serta isyarat, dan kehati- hatian yang wajib kita ambil dikala menjawab email serta catatan bacaan yang menyangsikan,” tambahnya, semacam diambil web majelis hukum Amerika Serikat( AS).

Baca Juga :   AS Jadi Bulan-bulanan Hacker Rusia

Lebih lanjut, Agen spesial yang bertanggung jawab atas Kantor FBI di San Juan berkata penguntitan siber oleh Joseph González bisa berakibat besar pada korbannya, mulai dari ilham bunuh diri, kekhawatiran, amarah, tekanan mental, sampai post- traumatic stress disorder( PTSD) ataupun kendala tekanan pikiran pascatrauma.

” Inilah penyebabnya, di FBI kita berkomitmen buat menyelidiki kesalahan seram ini serta kita menekan warga buat lekas memberi tahu kejadian itu pada penegak hukum,” tuturnya.(tia)

MIXADVERT JASAPRO