Berita  

PLN: Korsleting Jadi Penyebab Terbesar Kebakaran di Ibu Kota

Foto : Ilustrasi

JagatBisnis.com  – PT PLN (Persero) tak menampik banyaknya kebakaran di Ibu Kotat disebabkan oleh hubungan arus pendek atau korsleting listrik. Namun, pihaknya menjamin akan terus melakukan inspeksi rutin terhadap jaringan listrik yang menjadi asetnya, mulai dari pembangkit sampai ke kWh meter hingga menertibkan temuan adanya kelainan pengaliran listrik sesuai daya berlangganan.

General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya Doddy B. Pangaribuan mengungkapkan, batas dan wewenang dari pihaknya hanya dari gardu listrik sampai dengan kWh meter. Sementara aliran listrik ke dalam rumah pelanggan menjadi hak dan wewenang pelanggan itu sendiri. Oleh karena itu, pelanggan diingatkan untuk menggunakan perangkat listrik yang disesuaikan kebutuhan.

“Kami juga meminta masyarakat untuk tidak mengutak-atik kWh meter yang berada di rumah pelanggan dan tidak mengambil listrik langsung dari tiang. Selain berbahaya, tindakan itu juga termasuk dalam pelanggaran,” tegas Doddy, Senin (12/9/2022).

Baca Juga :   PLN Gandeng PAL Bangun Kapal Pembangkit Kapasitas 60 MW

Sementara itu, Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Keselamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta Satriadi menambahkan, dalam 5 tahun terakhir sejak 2018 sampai Agustus 2022, ada 8.004 peristiwa kebakaran di Ibu Kota. Adapun penyebab kebakaran selama 5 tahun terakhir itu adalah korsleting sebanyak 4.829 kejadian atau 60 persen. Arus pendek bisa terjadi lantaran banyak warga yang masih menggunakan listrik dengan instalasi yang tidak sesuai dengan peruntukannya.

Baca Juga :   PLN Tambah Pembangkit 20 MW di Ambon

“Selain itu, kualitas peralatan yang tidak sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) bahkan kerap ditemukan pencurian listrik juga jadi penyebab terjadinya arus pendek. Oleh sebab itu, berbagai hal tersebut makin menambah bahaya kebakaran, karena padatnya Jakarta oleh hunian dan bangunan yang berdempetan. Akhirnya, api akan cepat merembet ke bangunan yang sebagian besar berbahan bangunan yang mudah terbakar,” tutup Satriadi. (*/eva)

MIXADVERT JASAPRO