PLN Dapat Suntikan PMN Untuk Sediakan Listrik di Daerah Sulit Terjangkau

JagatBisnis.com-Dana yang disuntikan penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp5 triliun oleh PT PLN (Persero) bakal digunakan untuk menyediakan listrik di daerah-daerah yang tak terjangkau. Karena pengembangan listrik mesti menjadi operasionalisasi sila kelima Pancasila, yakni ‘keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia’.

“PMN ini adalah bagaimana negara hadir. Penyertaan modal negara ini digunakan untuk membangun, di mana menyediakan listrik di daerah-daerah yang masih sulit dijangkau dengan program aksi korporasi dari PLN,” kata Direktur Utama PT PLN Darmawan Prasodjo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (6/9/2022).

Menurut dia, hingga kini masih banyak masyarakat yang belum menikmati listrik, baik itu di Papua, Maluku, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Nusa Tenggara, bahkan Jawa. Contohnya, saat ini ada 443 desa di Papua yang belum menikmati listrik sejak Indonesia merdeka pada 1945 silam.

Baca Juga :   PLN Pastikan Pasokan Listrik Aman Pasca Gempa di Bali

“Kami berbicara di daerah-daerah kepulauan, daerah-daerah terpencil. Di mana, tentu saja masih masyarakat menikmati listrik masih minimum. Selain itu, biaya untuk membangun infrastruktur tenaga listrik di daerah-daerah terpencil tidak bisa dilakukan bila dihitung secara komersial. Nah, untuk itu negara di sini hadir, yaitu untuk menjalankan sila kelima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” ungkap Darmawan.

Baca Juga :   Program Mudik Sehat Bersama PLN, Berangkatkan 842 Pemudik

Dia menjelaskan, apalagi, pihaknya telah mendapat restu dari Presiden Joko Widodo untuk memperoleh suntikan PMN sebesar Rp5 triliun. Persetujuan suntikan PMN tersebut tertuang dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2022 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke Dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan PLN.

Baca Juga :   Ini Besaran Diskon Tarif Listrik April-Juni 2021

“Walaupun utangnya saat ini berkisar Rp430 triliun. Namun, nilai utang yang besar itu sebenarnya sudah membaik dari posisi di awal tahun lalu yang berkisar Rp450 triliun,” pungkasnya. (*/eva)

MIXADVERT JASAPRO