Dilanda Banjir Besar, Hampir Setengah Juta Warga Pakistan Mengungsi

Ilustrasi warga Pakistan mengungsi akibat banjir Foto: Bejagadget

JagatBisnis.com – Nyaris setengah juta orang di Pakistan memenuhi kamp- kamp pengungsian sehabis kehilangan rumah mereka dalam banjir dahsyat. Menteri Urusan Perubahan Iklim Pakistan Sherry Rehman, pada Senin (29/ 8/ 2022) waktu setempat, menegaskan Pakistan terletak di“ garis depan” krisis iklim dunia sehabis masa hujan yang belum sempat terjadi sebelumnya menyelimuti negara itu semenjak pertengahan Juni lalu.

Lebih dari 1. 130 orang sudah meninggal dunia dampak musibah itu. Semenjak 2 hari lalu, hujan mulai berhenti serta banjir di beberapa wilayah mulai surut. Namun masyarakat Pakistan di banyak kota sedang berjuang mengatasi kerusakan rumah serta bisnis akibat banjir itu.

Dalam salah satu kejadian banjir terburuk, sedikitnya 11 orang tewas pada Senin kala perahu yang dipakai para relawan penyelamat buat memindahkan 24 orang, terbalik di perairan Sungai Indus yang meluap di dekat kota Bilawal Pur di area selatan.

Baca Juga :   Kerusakan akibat Banjir Pakistan Capai Rp150 Triliun

Belum diketahui jumlah tentu orang yang masih hilang dalam bencana itu. Sherry serta ahli meteorologi berkata pada Associated Press kalau masa hujan sedianya baru terjadi pada September ini. Tetapi masa hujan sudah datang semenjak awal masa panas lalu, serta lebih kencang dari umumnya alhasil memunculkan akibat yang besar.

“ Pakistan terbiasa dengan hujan lebat dan banjir,” ucap Rehman,“ tetapi tidak yang seperti ini.” Ia menambahkan,“ apa yang kita amati dalam 8 minggu terakhir ini adalah hujan yang tidak henti- hentinya, yang tidak pernah terjadi dalam musim hujan sebelumnya.”

Baca Juga :   Kerusakan akibat Banjir Pakistan Capai Rp150 Triliun

Hujan kencang merupakan yang terbaru dari serangkaian musibah yang bagi Rehman diperburuk oleh perubahan iklim, termasuk gelombang panas, kebakaran hutan serta ledakan danau glasial.

Kehancuran alam yang saat ini terjadi mencerminkan gimana negara- negara miskin seringkali harus membayar harga mahal buat pergantian iklim yang beberapa besar diakibatkan oleh negara- negara yang lebih maju.

Semenjak tahun 1959, Pakistan cuma bertanggung jawab atas 0, 4 persen emisi CO2. Sedangkan Amerika Serikat beramal 21, 5 persen dari keseluruhan emisi, disusul oleh Cina dengan 16, 5 persen, serta Uni Eropa yang berkontribusi sebesar 15 persen pada emisi CO2 dunia.

Baca Juga :   Kerusakan akibat Banjir Pakistan Capai Rp150 Triliun

“ Iklim tidak mengenal batas dan dampaknya dapat dirakan secara tidak proporsional,” ucap Rehman.“ Ketika Anda melihat sistem tekanan yang rendah datang dari Teluk Bengal, hal itu menghantam kami lebih buruk dibanding negara- negara lain. Jadi kita berada di garis depan dalam krisis global ini.”

Otoritas Manajemen Bencara Nasional berkata banjir pada masa panas kali ini sudah membunuh lebih dari 1. 136 orang serta menyakiti 1. 636 yang lain.

Lebih dari satu juta rumah hancur dampak banjir itu. Sampai informasi ini di informasikan, sekurang- kurangnya 498. 000 orang di negeri berpenduduk 220 juta jiwa ini sedang terletak di kamp- kamp pengungsian.(pia)

MIXADVERT JASAPRO