Dirut PLN Cerita Kondisi Suplai Batu Bara Untuk Pembangkit

JagatBisnis.com – PT PLN (Persero) membeberkan ketersediaan atau stockpile batu bara perusahaan saat ini masih dalam kondisi aman. Meski demikian, disparitas antara harga pasar internasional dengan Domestic Market Obligation (DMO) telah membuat tantangan tersendiri. Meskipun dalam kondisi aman, namun pasokan batu bara milik perusahaan setrum pelat merah ini mengalami penurunan. Sehingga jika dibiarkan, krisis pasokan batu bara yang terjadi di tahun lalu berpotensi terulang.

“Kami melihat walaupun aman, tren sedikit menurun dan ini jadi perhatian khusus. Nah dalam hal ini di tengah harga batu bara yang dulunya hanya sekitar US$ 60-70 per ton dan saat ini di atas USD350 per ton tentu kita terus menjaga agar stok batu bara aman. Jadi, untuk saat ini sudah di ambang batas aman” kata Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, (15/8/2022).

Darmawan mengungkapkan, pemerintah juga terus melakukan suatu upaya agar pasokan listrik di Indonesia tetap andal. Salah satunya, risiko yang dihadapi yakni pasokan batu bara. Kebijakan yang dibuat oleh pemerintah saat ini juga cukup kuat. Karena pihaknya bersama pemerintah melakukan monitor day to day terkait pasokan batu bara untuk pembangkit listrik. Namun tentu saja, jangka menengah hingga panjang adalah bagaimana isu disparitas harga dapat diselesaikan.

Baca Juga :   PLN Ajak KPK Cegah KKN

“Saat ini DMO untuk kelistrikan harganya telah dipatok USD70 per ton. Sedangkan, kalau dilihat di pasar internasional saat ini, harga batu bara sudah di atas US$ 350 per ton. Bahkan, pemerintah sudah usulkan yaitu pembentukan BLU yang nanti berkontrak dengan kami tentu seakan akan menggunakan market price. Jadi, ini usulan pemerintah dan kami ucapkan terima kasih ke Presiden dan Menteri ESDM. Maka, dengan adanya kebijakan ini masalah disparitas harga bisa diselesaikan secara permanen,” paparnya.

Baca Juga :   PLN dan Grab Kembangkan Infrastruktur Kendaraan Listrik

Dia menegaskan, untuk itu masalah disparitas harga batu bara pasar internasional dengan harga DMO harus segera dituntaskan. Karena kondisi tersebut bisa berpotensi membuat perusahaan setrum terancam kesulitan pasokan batu bara kembali. Apalagi, ke depan terdapat potensi gangguan pasokan batu bara jika tidak diambil langkah-langkah secara efektif. Terutama dalam menyelesaikan masalah disparitas harga.

“Tetapi kami melihat pemerintah gesit memetakan ini kemudian mengusulkan solusi secara permanen. Jadi kami menghargai langkah-langkah pemerintah tentu saja pasokan batu bara ke depan aman, gas aman, BBM aman walaupun BBM akan kita kurangi,” imbuhnya.

Baca Juga :   Tarif Listrik Non Subsidi Bulan Depan Naik

Menurut dia, solusi permanen tersebut, salah satunya yakni dengan adanya pembentukan Entitas Khusus Batu Bara BLU pungutan iuran batu bara. Melalui mekanisme ini nantinya harga batu bara untuk kebutuhan pembangkit listrik PLN akan dilepas ke pasar. BLU nantinya bertugas untuk menutup selisih antara harga pasar dan harga untuk kewajiban pasar domestik USD70 per ton untuk PLN.

“Kami optimis dengan adanya kebijakan tersebut, maka masalah disparitas harga dapat diselesaikan secara permanen. Artinya, para penambang yang berkontrak dengan PLN akan menjadi mirip berkontrak dengan pasar internasional. Sehingga dalam hal ini tentu saja bagaimana kita mengatasi agar kesinambungan kehandalan energi primer ini dilakukan bukan hanya bentuk reaktif tapi kita bisa lakukan antisipatif,” tutupnya. (*/eva)

MIXADVERT JASAPRO