Bibit Bobot Bebet dalam Hubungan Cinta, Kini Tak Jadi Prioritas

JagatBisnis.com –  Generasi muda masa kini dihadapkan pada dilema tersendiri untuk soal hubungan cinta. Biasanya, orangtua akan mempertanyakan soal bibit, bebet, dan bobot calon pasangan hidup yang terbaik bagi anaknya. Bobot diartikan keturunan, bebet diartikan kemampuan finansial. Sedangkan, bobot adalah tingkat pendidikan dan keahlian. Pemahaman lama ini tidak jarang mengakibatkan banyak pasangan yang menjalin hubungan unconventional atau tidak biasa, terpaksa menyudahi hubungan karena merasa tidak mampu memenuhi harapan dari keluarga maupun lingkungan.

Melihat fenomena ini, melalui kampanye #SpeakUpforLove, Closeup mengubah makna 3B dari Bibit, Bebet, Bobot menjadi ‘Berbeda Bertumbuh Bersama’,” kata Head of Marketing Oral Care Category PT Unilever Indonesia Tbk Distya Tarworo Endri, di Jakarta, Selasa (9/8/2022).

Dia menjelaskan, Bibit kini lebih kepada memastikan asal-usul seseorang bukanlah untuk memvalidasi stereotype mengenai suku atau ras tertentu, melainkan meyakinkan dia memiliki lingkungan atau support system yang mendorongnya untuk bertumbuh. Bebet berupa latar belakang ekonomi keluarga bukan jaminan masa depan yang cerah, melainkan kemampuan seseorang untuk memaksimalkan potensi diri.

“Sementara bobot, yakni latar belakang pendidikan dan keahlian tidak cukup, harus dipertajam dengan visi dan tujuan yang sama dengan pasangan,” imbuhnya.

Sementara itu, Psikolog Klinis dan Peneliti Relasi Interpersonal Pingkan Rumondor mengakui, zaman dahulu keluarga selalu mementingkan B sesuai dengan tujuan pernikahan, yaitu untuk mengamankan harta, tanah, dan kedudukan. Ketika itu, cinta tidak termasuk dalam kriteria yang dianggap penting, dan kehidupan seseorang bergantung pada status yang dibawa sejak lahir, bukan diperoleh dengan kerja keras dan keterampilan.

“Hal itu terus berevolusi seiring perubahan zaman. Kaum dewasa muda kini punya kesempatan untuk menyampaikan perspektif tentang pasangan pilihan. Sehingga diperlukan penyelerasan pandangan antara pasangan, keluarga dan masyarakat. Ketika seseorang menikah dengan suku lain, itu bukan lagi menjadi hal penting. Namun tantangannya mengubah dinamika keluarga,” imbuhnya

Dia menambahkan, kemasan Closeup #SpeakUpforLove limited edition juga diluncurkan secara eksklusif di pertengahan Agustus mendatang. Kemasan ini menampilkan ilustrasi dan pesan unik tentang pasangan muda yang menjalani hubungan unconventional, yang akhirnya mampu bersatu mengatasi tantangan karena persamaan tujuan. (eva)

MIXADVERT JASAPRO