Stunting di Jatim Ditargetkan Turun pada 20224

JagatBisnis.com –  Pemerintah Provnsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) menargetkan penurunan angka prevalensi stunting menjadi 13,5 persen pada 2024 mendatang. Target tersebut tercatat lebih rendah dari target pemerintah pusat yaitu 14 persen. Dengan target yang lebih rendah tersebut, upaya ekstra akan terus dilakukan di berbagai sisi, utamanya ekselerasi berbagai program di seluruh wilayah Jatim.

“Tentunya, hal ini tidak mudah, harus terus digenjot. Upaya ini bisa dilakukan dengan adanya dukungan dari semua pihak,” kata Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, Sabtu (6/8/2022).

Dia menjelaskan, data yang dirilis oleh Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI), target dan capaian prevalensi stunting di Jawa Timur dari 2019 hingga 2021 terus mengalami penurunan. Walaupun belum sampai menyentuh target tahunan, namun tercatat menurun dari 26,86 persen pada 2019 menjadi 25,64 persen pada 2020. Kemudian menjadi 23,5 persen pada tahun 2021.

Baca Juga :   Tingkatkan Produksi Susu, Atasi Stunting di Indonesia

“Oleh sebab itu, perlu adanya update data stunting yang sesuai dengan yang ada di masyarakat. Data stunting, diharapkan bukan lagi hanya mengandalkan survey statistik, tetapi benar-benar sesuai dengan alamat dan nama dari subjek-subjek yang akan intervensi. Mulai dari remaja putri, yang harus kita pastikan jangan sampai anemia. Ibu hamil hingga anak anak balita usia dua hingga lima tahun,” imbuhnya.

Baca Juga :   Meski Covid-19, Pemerintah Tetap Fokus Tuntaskan Masalah Stunting

Selain itu, lanjut Emil, kelengkapan data, sarana dan prasarana yang ada di Puskesmas dan Posyandu juga turut menjadi perhatian. Harapannya, program-program yang nantinya ada, bukan hanya berjalan, tapi juga menjadi lebih terukur. Sehingg kelengkapan data elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Pemprov Targetkan Angka Stunting di Jawa Timur Turun Hingga 13,5 persen masyarakat.

Baca Juga :   Pemkot Jaktim Berikan Bantuan untuk Tanggulangi Stunting dan Gizi Buruk

“Sehingga akan ada program-program terpadu di masa depan yang nantinya bisa diekselerasi bersama, khususnya dengan kasus kemiskinan. Support dari semua pihak utamanya, sisi peningkatan anggaran, khususnya di dana desa dan PKK,” pungkasnya. (*/esa)

MIXADVERT JASAPRO