Kemenperin Fasilitasi Industri Serap Garam Lokal Lebih 1 Juta Ton

JagatBisnis.com – Kementerian Perindustrian (Kemenprin) terus berperan aktif meningkatkan penyerapan komoditas garam hasil produksi dalam negeri. Salah satu upaya yang telah dilakukan dengan memberikan fasilitasi kerja sama antara industri pengolah garam dengan petani atau petambak garam di Indonesia. Adapun kebutuhan garam nasional tahun 2022 sebesar 4,5 juta ton yang terdiri atas kebutuhan industri pengolahan sebesar 3,7 juta ton dan konsumsi 800 ribu ton baik untuk rumah tangga maupun komersial.

Baca Juga :   Target Produksi 2 Juta Motor Listrik Bisa Tercapai Sebelum 2024

“Kami mengumpulkan sejumlah perusahaan industri pengolah garam dan para petani, petambak, kelompok atau koperasi petani garam untuk melakukan penandatanganan nota kesepahaman dalam penyerapan garam lokal tahun 2022,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita melalui pernyataan resmi, Sabtu (6/8/2022).

Dia menjelaskan, penandatanganan nota kesepahaman untuk penyerapan garam lokal tersebut diwakili oleh 7 dari 15 industri pengolahan garam. Ketujuh industri itu akan melakukan penyerapan garam lokal dari 27 orang perwakilan petani atau petambak garam. Kerja sama ini merupakan salah satu bukti konkret pihaknya dan pelaku industri turut mendukung kesejahteraan petani dan petambak garam dalam negeri.

Baca Juga :   Begini Cara Kemenprin Antisipasi Penyebaran Varian Omicron

“Tahun ini, rencana penyerapan garam hasil produksi dalam negeri oleh industri pengolahan garam skala menengah dan besar mencapai 1.050.000 ton dari beberapa wilayah sentra produksi garam di seluruh Indonesia. Jumlah itu diluar yang diserap langsung oleh sektor industri kecil menengah (IKM). Sementara itu, total penyerapan garam lokal yang telah dilakukan oleh industri, untuk garam lokal produksi tahun 2021, telah mencapai 767.611 ton.

Baca Juga :   Mulai Tahun ini, Kemenperin Targetkan Perakitan Produk Smartphone di RI

“Hal ini mempertimbangkan ketersediaan produksi hasil panen 2021 yang juga mengalami penurunan. Karena kondisi cuaca dan dampak pandemi Covid-19 sehingga berpengaruh terhadap pasar garam konsumsi, terutama untuk hotel, restoran dan katering (horeka),” paparnya. (*/esa)

MIXADVERT JASAPRO