Afrika dan Beberapa Negara Asia Mulai Kekurangan Pangan Akut

JagatBisnis.com –  Presiden Jokowi mengimbau masyarakat dan jajaran pemerintah terkait pentingnya kemandirian pangan. Ia mengingatkan, pandemi COVID-19 serta perang Rusia dan Ukraina telah menyebabkan sejumlah negara mulai dilanda krisis pangan.

Ia menyebut Afrika dan sejumlah negara Asia, misalnya, mulai dilanda kelaparan karena ketergantungan gandum yang diimpor dari Ukraina.

“Sekarang ini sudah mulai, karena barang itu tidak bisa ke luar dari Ukraina, enggak bisa ke luar dari Rusia, di Afrika dan beberapa negara di Asia sudah mulai yang namanya kekurangan pangan akut, sudah mulai yang namanya kelaparan. Bayangkan,” kata Jokowi di acara Peringatan Hari Keluarga Nasional ke-29 di Medan, Kamis (7/7).

“Kita ini harus betul-betul bersyukur bahwa negara kita diberikan pangan yang namanya beras, utamanya, tidak naik, harus kita syukuri betul,” imbuh dia.

Jokowi melanjutkan, kenaikan harga pangan seluruh dunia tentu akan sangat berdampak pada keluarga. Ia lalu merinci ketergantungan impor gandum Indonesia. Serta, bagaimana Ukraina masih menjadi pemasok utama gandum.

“Kita juga impor gandum gede banget, 11 juta ton, impor gandum kita. Ini hati-hati. Yang suka makan roti, yang suka makan mie bisa harganya naik. Karena apa? ada perang di Ukraina. Kenapa perang Ukraina mempengaruhi harga gandum?” papar Jokowi.

“Karena produksi gandum itu 30-40 persen berada di negara itu. Rusia, Ukraina, Belarusia, semua ada di situ. Di Ukraina saja ada stok gandum waktu ke sana saya tanya langsung ke Presiden Zelensky berapa stok yang ada di Ukraina. 22 juta ton. Setop enggak bisa dijual. Kemudian ada panen baru ini, 55 juta ton artinya stoknya sudah 77 juta ton,” tambahnya.

Sementara di Rusia, Jokowi mengatakan menurut Presiden Putin ada stok 137 juta ton gandum di Rusia. Sebab itu, tak mengherankan ratusan juta orang ketergantungan kepada gandum Ukraina dan Rusia.

Oleh karenanya, Jokowi sekali lagi menekankan pentingnya tak bergantung pada impor pangan.

“Kalau Bapak/Ibu ke luar, harga pangannya karena ketergantungan pada gandum sudah naik 30, sudah naik 50 persen. Mau Bapak/ Ibu semuanya harga naik? Ada yang mau? Coba ngacung yang harga pangan senang naik? Tunjuk jari, maju ke depan saya beri sepeda,” tanya Jokowi ke masyarakat.

Jokowi bersyukur saat ini Indonesia tak bergantung pada negara lain dari segi beras. Ia pun berterima kasih kepada Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang dinilainya berkontribusi dalam hal tersebut.

“Untungnya kita ini Alhamdulillah rakyat kita utamanya petani masih berproduksi beras dan sampai saat ini harganya belum naik, moga-moga tidak naik. Karena stoknya selalu ada dan sudah tiga tahun kita tidak impor beras lagi,” ujarnya.

“Biasanya kita impor 1,5 juta ton, 2 juta ton. Ini sudah tidak impor lagi. Ini menteri pertanian hadir di sini, makasih Pak Menteri,” imbuh dia. (pia)

 

 

 

MIXADVERT JASAPRO