Pemerintah Indonesia Diminta Jangan Lengah Terkait Omicron BA.4 dan BA.5

Ilustrasi

JagatBisnis.com –  Dua subvarian virus corona Omicron BA.4 dan BA.5 berpotensi memiliki sifat keparahan yang lebih tinggi dibanding varian Omircron, menurut hasil penelitian.

WHO dan para pakar meminta pemerintah dan masyarakat tidak lengah dan tetap waspada untuk mencegah kenaikan rawat inap atau bahkan kematian.

Peneliti ketahanan kesehatan global dari Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman, mengatakan Omicron varian BA.4 dan BA.5 bisa memiliki tingkat keparahan yang lebih besar karena memiliki mutasi yang diadopsi dari varian Delta.

Baca Juga :   Cacar Monyet Dipastikan Tidak Akan Jadi Pandemi

“BA.4 dan BA.5 ini bisa dengan cepat dan mudah masuk ke sel, ditambah lagi dia juga bisa bereplikasi di sel paru dengan sangat efektif, sehingga ini bisa membuat sifat keparahannya itu bisa lebih meningkat,” kata Dicky saat dihubungi BBC Indonesia, Kamis (16/06).

Dia menambahkan, varian BA.4 dan BA.5 juga efektif menghindari sergapan antibodi tubuh. Artinya, meski seseorang sudah divaksinasi atau bahkan terinfeksi Omicron, orang itu bisa terinfeksi ulang oleh sub varian baru itu.

Baca Juga :   Hambat Omicron, Indonesia Tutup Pintu bagi WNA dari 14 Negara

Juru bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril, dalam diskusi pada Kamis (16/06) siang, menyebut dari 20 orang yang sudah teridentifikasi terinfeksi varian Omicron baru itu, semuanya sudah divaksinasi.

“Ada yang sudah booster, ada yang belum,” ujar Syahril.

Hingga Kamis sore, kasus positif harian Covid-19 bertambah sebanyak 1.173, setelah pada hari sebelumnya menyentuh angka 1.242 kasus baru dalam satu hari.

Peningkatan jumlah kasus sekitar dua kali lipat ini terjadi sepekan setelah pengumuman pertama konfirmasi infeksi virus Omicron BA.4 dan BA.5 ditemukan di Indonesia.

Baca Juga :   Inilah Dua Syarat Booster dari WHO

Perwakilan Indonesia di Badan Kesehatan Dunia (WHO) Diah Suminarsih, meminta pemerintah Indonesia agar tidak lengah, sambil melakukan langkah-langkah yang sudah dianjurkan WHO, seperti meningkatkan cakupan imunisasi dan memperketat surveillance dengan melakukan 3T, yaitu testing, tracing, dan treatment.

Senada dengan Diah Suminarsih, Dicky Budiman juga meminta pemerintah dan masyarakat waspada, apalagi dengan adanya peningkatan kasus yang cukup signifikan dalam beberapa hari. (pia)

MIXADVERT JASAPRO