DPR Dorong Industri Keuangan Tingkatkan Literasi Bagi Publik

Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi PKS, Anis Byarwati

JagatBisnis.com –  Animo masyarakat berinvestasi di pasar modal mengalami pertumbuhan secara progresif. Bahkan, sepanjang tahun 2021 mengalami lonjakan mencapai angka 7,5 juta atau mengalami kenaikan 93 persen dibandingkan dengan tahun 2020. Namun tren positif pertumbuhan minat investasi di pasar modal tersebut juga harus didukung dengan pengayaan literasi secara berkelanjutan. Hal itu mengingat, belakang tidak sedikit yang terjerat investasi bodong ataupun penipuan.

Baca Juga :   DPR Tegaskan, Kolaborasi Legislatif dan Eksekutif Perlu Ditingkatkan untuk Jakarta Timur

“Tentunya pertumbuhan minat investasi ini menjadi hal yang positif. Untuk itu, semua stakeholder industri keuangan harus terlibat aktif melakukan edukasi pada masyarakat. Karena, belakangan ini banyak terungkap berbagai penipuan berkedok investasi,” kata Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi PKS, Anis Byarwati dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (13/6/2022).

Dia menjelaskan, saat ini angka pertumbuhan minat investasi di pasar modal didominasi oleh kalangan anak muda dengan rentan usia 18-40 tahun. Sehingga masih membutuhkan pengalaman dan jam terbang.

Baca Juga :   Meutya Hafid: Perlu Ada Penguatan Kesadaran di Masyarakat Soal Pentingnya Keamanan Data Pribadi

“Padahal, itu bagus. Karena anak muda sudah berpikir investasi. Tapi kalau tiba-tiba terjerat investasi bodong, maka itu yang perlu di mitigasi,” tegasnya.

Untuk itu, lanjut dia, seharusnya stakeholder industri keuangan bertanggungjawab. Selain itu juga berkepentingan untuk menjaga kepercayaan dan kondusifitas di sektor keuangan. Makanya, pemerintah pemerintah harus mendorong perkembangan market ekonomi syariah.

Baca Juga :   PKS Terus Kembangkan Diskursus Tentang Nasionalisme dan Keterbukaan

“Hal ini juga perlu menjaga kondusifitas pasar dan keyakinan publik. Jadi, kalau marak penipuan tentu tidak kondusif dan muncul ketidakpercayaan bagi publik. Hal ini bukan hanya berimbas buruk pada pasar modal, namun upaya pemerintah mendorong market ekonomi syariah juga terganggu. Karenanya perlu edukasi dan literasi sebagai langkah mitigasi,” tutup Anis. (eva)

MIXADVERT JASAPRO