JagatBisnis.com – Pangeran Charles akan mengunjungi Kanada pada minggu ini untuk mewakili Ratu Elizabeth II, ibu Charles sekaligus kepala negara Inggris yang saat ini kondisi kesehatannya sedang memburuk.
Lawatannya bersama sang istri, Camilla (74), ke Kanada dilakukan sebagai bagian dari rangkaian kunjungan para bangsawan ke beberapa negara anggota organisasi internasional Commonwealth di luar wilayah Inggris yang juga dipimpin oleh Ratu Elizabeth II.
Charles dan Camilla akan dijadwalkan berada di Kanada pada Selasa (17/5/2022) hingga Kamis (19/5/2022). Ini merupakan lawatan resmi Charles yang ke-19 kalinya ke Kanada sejak 1970.
Namun, menurut sebuah voting, ada tanda-tanda kerenggangan yang muncul dari para bangsawan di negara terbesar kedua di dunia itu. Sebab, hanya hampir dua per tiga orang Kanada masih memandang Ratu Elizabeth II dengan baik.
Di sisi lain, suara mayoritas sebanyak 51 persen sudah tidak lagi mendukung monarki konstitusional sebagai sistem pemerintahan yang patut dipertahankan.
Penurunan dukungan ini sebagiannya terkait dengan pandangan soal kolonialisme yang berkembang di Kanada. Aksi kolonialisme yang terjadi pada masa lalu di Kanada termasuk pelecehan dan kematian anak-anak pribumi telah menorehkan luka dalam bagi negara itu.
Setidaknya sejumlah 1.300 kuburan jenazah pribumi tak bernama telah ditemukan di Kanada selama 2021. Kuburan-kuburan itu ditemukan di sebuah bekas sekolah pribumi. Penemuan tragis ini pun mendorong pemerintah setempat untuk melakukan penelusuran lebih lanjut.
Lawatan Charles dan Camila yang akan membahas tentang perubahan iklim dan literasi itu juga akan menindaklanjuti kasus pelecehan dan terbunuhnya anak-anak pribumi Kanada itu.
Wakil Sekretaris pribadi Charles untuk urusan luar negeri dan Commonwealth, Chris Fitzgerald, mengatakan sang putra mahkota akan bertemu dengan komunitas pribumi Kanada sebagai bagian dari agenda kunjungannya.
“Selama lima dekade, Yang Mulia terus belajar dari masyarakat adat di Kanada dan di seluruh dunia,” kata Fitzgerald, dikutip dari AFP, pada Senin (16/5/2022).
“Dia mengakui ikatan mendalam mereka dengan tanah dan air dan pengetahuan tradisional kritis yang mereka pegang untuk memulihkan keharmonisan antara manusia dan alam,” sambung dia. (pia)
