Makin Memburuk, Klan Penguasa Sri Lanka Berjuang Pertahankan Hidup

JagatBisnis.com – Vila miliknya dicoreti demonstran dan museum yang didedikasikan bagi ayahnya dirusak, kini mantan Perdana Menteri Sri Lanka Mahinda Rajapaksa bersembunyi di pangkalan militer yang dijaga sangat ketat oleh pasukan bersenjata.

Nasib politisi yang pernah berkuasa selama puluhan tahun di negara pulau itu kini jungkir balik. Dulu, penerus keluarga Rajapaksa itu dicintai rakyat Sri Lanka karena mengakhiri perang saudara, tapi sekarang pria 76 tahun itu menjadi paria.

Krisis ekonomi, yang dipicu pandemi COVID-19 dan salah urus roda perekonomian, telah menguras kas negara itu untuk membeli bahan bakar, obat-obatan dan kebutuhan penting lainnya.

Baca Juga :   Ribuan Massa Duduki Istana Presiden Sri Lanka

Akibatnya, terjadi pemadaman listrik yang berlarut-larut dan antrean panjang di pom-pom bensin. Harga pangan juga meningkat.

Unjuk rasa damai berminggu-minggu yang menuntut pengunduran diri sang perdana menteri dan adiknya, Presiden Gotabaya Rajapaksa, berubah menjadi kerusuhan mematikan pada Senin (9/5/2022). Sembilan orang tewas dan lebih dari 300 lainnya terluka.

Insiden itu menjadi yang terburuk menimpa Sri Lanka sejak perang saudara berakhir pada 2009.

Kota kecil Weeraketiya di wilayah selatan, tempat Mahinda tinggal saat mengunjungi keluarga besarnya di distrik Hambantota, tak luput dari sasaran.

Baca Juga :   Jadi Korban Jebakan Utang Infrastruktur China, Sri Langka Akhirnya Bangkrut

Sesaat setelah dia mundur pada Senin, ratusan orang menyerang sekelompok kecil polisi yang menjaga vila miliknya yang sederhana. Mereka merusak bangunan berisi benda-benda kenangan keluarga dan piala olahraga.

Di rumah utama, grafiti merah bertuliskan ‘Gota Go Home’ (Gota Pulanglah), slogan populer dalam unjuk rasa anti pemerintah, terlihat di dindingnya.

Di ruang tidur Mahinda, jendela dirusak tapi barang-barang lainnya tampak tak tersentuh: remote TV dan sebuah buku tentang pemain kriket Sri Lanka Muttiah Muralitharan terlihat di dekat sebuah kursi.

Baca Juga :   Bahan Bakar Tersisa 4 Ribu Ton, Kegiatan di Sri Lanka Terhenti

Menurut sejumlah saksi mata dan polisi, vila tersebut adalah persinggahan pertama aksi vandalisme pada malam hari yang menyasar properti Rajapaksa. Tak satu pun anggota keluarganya berada di sana saat penyerangan terjadi.

“Belum pernah saya melihat hal seperti itu,” kata anggota keamanan keluarga.

Dia menambahkan bahwa rekan-rekannya yang terluka tak berani ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan karena khawatir para dokter dan perawat berbalik melawan mereka.(pia)

MIXADVERT JASAPRO