Ekspor Sawit Disetop, Petani Jadi Tumbal

JagatBisnis.com – Keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menutup pintu ekspor CPO dan turunannya mulai Kamis (28/4/2022), menjadi malapetaka bagi petani sawit. Tandan buah segar (TBS) sawit menjadi tak ada harganya.

Sejak diumumkannya pelarangan ekspor CPO dan produk turunan CPO, harga TBS di Provinsi Jambi rontok. Bayangkan, dari harga Rp3.700 kini tersisa menjadi Rp700 per kilogram. Atau terjadi penurunan harga hingga 81 persen.

Pada minggu (24/4/2022), harga TBS anjlok Rp1.200 per kilogram. Sedangkan Senin siang (25/4), harga TBS melanjutkan pelemahan hingga angka 700 rupiah.

Baca Juga :   Rahasia Dibalik Minyak Sawit yang Kaya Vitamin

Menurut salah satu petani sawit di Kecamatan Rimbo Ulu, Kabuparen Tebo, Jambi, Budi (35), harga TBS mengalami penurunan sejak beberapa hari ini. ‘‘Turun drastis, kemarin harganya 1.200, siang ini saya mau manen, tengkulak cuma sanggup beli 700, ntah gimana lagi,’‘ ujar Budi.

Baca Juga :   Akreditasi Edukasi Kelapa Sawit, Guna Kurangi Pengangguran Lulusan Perguruan Tinggi

Dengan banderol Rp700 per kilogram, kata Budi, petani hanya bisa membawa pulang Rp300-Rp350 per kilogram. Karena petani harus membayar upah panan yang dipatok Rp30 ribu per kuintal.

‘‘Kalau harga segini (700 rupiah), mau nggak mau ya harus bagi 2 dengan upah panen yaitu Rp300 per kilogram,’‘ ungkap Budi.

Baca Juga :   Jokowi: Krisis Energi di Dunia Bikin Senang Daerah Penghasil Sawit dan Batu Bara

Walaupun demikian, kata Budi, sawitnya tetap harus dijual. Karena TBS sawit tidak bisa disimpan lama, hanya bertahan maksimal 2 hari. ‘‘Mau nggak mau harus kita jual, kalau disimpan 2 hari aja udah brondol dan busuk,’‘ terang Budi. (pia)

MIXADVERT JASAPRO