Harga Pertalite tak akan Mengikuti Harga Pasar

Ilustrasi SPBU Foto: Niaga.Asia

JagatBisnis.com –  Harga Bahan Bakar Minyak atau BBM jenis Pertalite dengan nilai oktan (RON) 90 tidak akan mengikuti harga minyak dunia. Sebab, harga BBM Pertalite masih akan mendapat subsidi sehingga harganya berada di tangan pemerintah.

Pemerintah sendiri sudah menetapkan BBM jenis Pertalite sebagai Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) menggantikan Premium. Sehingga mekanisme harganya diatur dan ditetapkan oleh pemerintah bukan Pertamina.

“Regulasi harganya adalah regulasi pemerintah, tentunya ini akan ditentukan pemerintah karena ada kompensasi atau nilai subsidi di dalamnya,” kata Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Subholding Commercial & Trading Pertamina Alfian Nasution di Jakarta, Senin (4/4/2022).

Baca Juga :   ESDM: Setelah Harga Pertalite Naik, Tapi Tetap Dibatasi

Harga BBM jenis lainnya seperti Pertamax (RON) 92 dan Pertamax Turbo (RON) 98 masih tetep akan mengikuti harga pasar minyak dunia. Selain itu penentuan harganya juga berada di tangan PT. Pertamina.

Pada 1 April ini harga Pertamax (RON) 92 sudah mengalami kenaikan dengan kisaran harga Rp12.500 sampai Rp13.500 per liter. Harga Pertamax sebelum ada kenaikan berada pada harga Rp9.000 hingga Rp9.400 per liternya.

Baca Juga :   Kini Pertalite Dianggap Lebih Boros dari Sebelumnya, Ini Kata Pertamina

Dengan kenaikan harga ini terjadi penurunan konsumsi BBM jenis Pertamax sebesar 10-15 persen. Penurunan ini akibat masyarakat yang biasanya menggunakan Pertamax beralih ke Pertalite.

“Saat ini ada sedikit pergeseran konsumsi sekitar 10-15 persen dari Pertamax ke Pertalite, mungkin bisa jadi ini karena kaget harganya naik,” kata Alfian.

Peralihan konsumsi Pertamax ini juga sempat mengakibatkan kelanggakan BBM jenis Pertalite di beberapa daerah. Hal ini karena adanya penambahan konsumsi Pertalite karena kenaikan harga Pertamax pada awal April 2022.

Baca Juga :   Beli Solar atau Pertalite Wajib Daftar Aplikasi MyPertamina Mulai 1 Juli

Namun Pertamina menilai lonjakan konsumsi Pertalite ini bersifat sementara. Sehingga konsumsi Pertalite akan kembali normal seperti semula. Bahkan Pertamina memprediksi konsumsi Pertamax akan melonjak seiring waktu berjalan.

“Kami menjamin stok berada di posisi yang baik di Pertamina dan kami beberapa hari yang lalu telah menggelontorkan 15 persen di atas konsumsi rata-rata Pertalite,” kata Alfian. (pia)

MIXADVERT JASAPRO