Ekbis  

Jelang Ramadan, Produksi Makanan dan Minuman Halal bakal Naik 30 Persen

Ilutrasi Halal Foto: Koran-Jakarta.com

JagatBisnis.com – Perkembangan industri halal di bidang makanan, minuman, kosmetik hingga pakaian diproyeksikan menjadi primadona jelang dan saat bulan Ramadan tahun ini. Untuk makanan dan minuman bakal naik sebesar 30 persen.

Sekretaris Komite Industri Manufaktur dan Pengembangan Produk Halal Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Addin Jauharudin mengatakan, Ramadan menjadi momentum bagi para pelaku UMKM halal untuk memanfaatkan peluang meningkatkan penjualan.

“Momentum Ramadan dan Idulfitri, pelaku UMKM halal harus mampu memanfaatkan peluang. Apalagi pada saat bulan puasa, produksi makanan dan minuman naik 30 persen dibanding bulan sebelumnya,” kata Addin yang juga Bendahara Umum PP GP Anshor pada Senin (28/3/2022).

Addin menyatakan, tren kenaikan permintaan produk halal di Indonesia setiap tahun cukup signifikan, bahkan sampai merambah ke Asia.

Baca Juga :   Sukses di Bidang Kuliner, Owner Kambing Guling Ajiib Merambah ke Entertainment

“Permintaan produk halal naik dari tahun ke tahun. Permintaan produk makanan halal di kawasan Asia seperti Jepang, misalnya juga meningkat signifikan. Begitu juga dengan produk halal lainnya, misalnya permintaan produk kosmetik di kalangan wanita muslim,” tambahnya.

Potensi perkembangan industri halal Indonesia, sambung Addin, dibuktikan dengan kesadaran masyarakat muslim terhadap konsumsi barang dan jasa halal.

“Pada 2014 permintaan produk kosmetik halal dunia sebesar US$54 miliar dan diprediksi terus meningkat sampai sekarang. Khusus sektor makanan dan minuman halal, saat ini telah menjadi sektor dengan potensi terbesar. Pada 2017, belanja produk makanan dan minuman halal mencapai US$170,2 miliar. Disisi lain, jumlah UMKM pun meningkat 62 juta,” tambah eks Ketua Umum PB PMII.

Baca Juga :   Eksplorasi Bahan Makanan untuk Menu Ramadan ala Chef Arnold

Industri Halal Berkontribusi US$3,3 Miliar
Lebih lanjutnya, ia menuturkan, industri halal dinilai sangat potensial karena berkontribusi sekitar US$3,3 miliar dari kerjasama dengan negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dan non OKI dengan populasinya mencapai jutaan orang.

“Sekali lagi, industri halal merupakan sektor yang potensial, bahkan dapat berkontribusi sekitar US$3,3 miliar dari kerjasama dengan negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI) atau non OKI yang jumlah penduduk muslimnya jutaan, seperti Perancis dan Inggris. Permintaan produk halal di pasar Eropa yang meningkat 15 persen per tahun sejak 2003, yang saat itu senilai mencapai 15 miliar euro,” jelasnya.

Baca Juga :   Hotel Ciputra Jakarta Gelar Wedding Food Testing

Namun, Addin masih menyayangkan, para pelaku UMKM yang belum memperoleh sertifikat halal, khususnya pelaku industri makanan dan minuman dalam negeri.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Izzudin Al Farras Adha mengungkapkan hal senada. Tren kenaikan industri halal diakibatkan adanya pencabutan restriksi oleh pemerintah selama pandemi COVID-19.

Ia menyebut, industri halal di sektor makanan, minuman dan pakaian diprediksi akan mengalami peningkatan permintaan pada Ramadan 2022.

“Beberapa industri halal yang akan terdongkrak adalah seperti industri makanan dan minuman serta pakaian karena adanya peningkatan permintaan pada industri-industri halal tersebut pada jelang dan selama Ramadan,” tutup Izzudin. (pia)

MIXADVERT JASAPRO