Soal e-Voting Pemilu 2024, Ganjar Bilang Begini

JagatBisnis.com – KPU berencana mengelar Pemilu 2024 dengan e-voting. Salah satu alasannya untuk efisiensi anggaran.

Menanggapi hal ini, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menilai KPU bisa saja menerapkan e-voting. Hal yang menjadi persoalan KPU siap atau tidak, dan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pelaksaan e-voting.

KPU bisa berkaca pada sejumlah daerah yang pernah melaksanakan e-voting. Salah satunya di Kabupaten Jembrana, Bali yang mengelar pemilihan kepala desa dengan e-voting.

“Soal mau atau tidak saja. Sebenarnya mau coblos, mau centang, mau e-voting, kita trust apa enggak? kan kita pernah (memilih dengan cara) coblos, kita pernah centang, balik coblos lagi nggak (nyoblos) balik. Ini soal trust aja,” kata dia usai bertemu dengan sejumlah alumni Universitas Gajah Mada (UGM) di Bali, Sabtu (26/3).

Baca Juga :   Ganjar Larang ASN Cuti dan Mudik saat Nataru

Ganjar menilai akses dan ketersediaan infrastruktur digital di Indonesia juga memang belum merata. “Ada yang siap, ada yang belum. Maka kalau soal memilih itu tinggal kita dorong saja,” kata dia.

Baca Juga :   Sah, Pemilu 2024 Digelar pada 14 Februari

Terkait hal ini, Ia menawarkan dua opsi terkait Pemilu 2024. Pertama, KPU menyiapkan infrastruktur dan sistemnya. KPU bisa mengandeng sejumlah ahli agar e-voting berjalan dengan baik.

“Ketika kemudian trust dan menjadi keputusan tinggal disiapkan prasarananya dan sistemnya betul-betul terjaga, ahli-ahlinya bisa melakukan. Kalau itu iya. Iya,” kata dia.

Kedua, KPU memberikan tiga teknik pemilihan berupa coblos, centang atau e-voting kepada masyarakat. Apabila masyarakat lebih suka mencoblos, maka bisa menggunakan hak pilihnya dengan mencoblos.

Baca Juga :   Sikap Konsisten Golkar, Dukung Pemilu 2024 Sesuai Jadwal

“Kalau menurut saya macam-macam (sistem Pemilu 2024) bisa, enggak harus seragam. Yang paling bagus Indonesia ini beragam. Sudah deh itu kan soal intensitas saja. Kalau intensnya itu memang mau memilih dengan coblos, yang suka mencoblos, coblos. Yang suka centang, centang. Yang suka e-voting, voting kenapa tidak? Kenapa harus satu, kan kita beda-beda,” kata dia.

“Ini bukan soal setuju bukan tidak, kita percaya atau tidak,” kata dia.(pia)

MIXADVERT JASAPRO