Pengungsi Palestina di Lebanon Tidak Dapat Layanan Kesehatan dan Pendidikan

JagatBisnis.com – Penderitaan warga Palestina seakan tak kunjung usai. Bahkan kini, ratusan ribu pengungsi Palestina di Lebanon tak terjangkau layanan kesehatan dan pendidikan. Hal itu terjadi, akibat krisis yang melanda Lebanon sejak Oktober 2019. Sehingga minimnya penghasilan yang diperoleh dan adanya pembatasan jenis pekerjaan.

“Ada 495 ribu warga Palestina kini mengungsi di Lebanon. Mereka mendapatkan perlakuan yang rasis seperti pembatasan hak ekonomi, hak bekerja dan hak pendidikan,” kata Executive Manager of Al-Imam Al Shatiby Association, Sheikh Dr. Mahmoud Ahmad Samhoun, pada Media Gathering Adara Relief Internasional, Rabu (23/3/2022).

Sheikh Mahmoud menjelaskan, dari jumlah tersebut, sekitar 4 ribu diantaranya tidak memiliki identitas. Bahkan, pengungsi itu sama sekali tidak bisa mengakses layanan kesehatan dan pendidikan. Selain itu, sebagian besar pengungsi bekerja sebagai tenaga serabutan. Setiap hari hanya mengantongi penghasilan setara Rp25 ribu per hari dari total kebutuhan dasar Rp250 ribu.

Baca Juga :   Family Fest 2, Adara Hibur Keluarga Palestina di Indonesia

“Perlakuan rasis terhadap pengungsi Palestina tersebut sudah terjadi sejak lama. Bahkan, mereka tidak diperbolehkan membangun infrastruktur dan tidak terakses jaringan seluler. Tidak hanya itu, lebih dari 70 jenis pekerjaan juga tidak boleh dilakukan oleh warga Palestina. Misalnya, menjadi dokter dan jurnalis tidak boleh dilakukan warga Palestina di pengungsian Lebanon,” tegasnya.

Baca Juga :   Seorang Penduduk Palestina di Tepi Barat Ditembak Mati Tentara Israel

Sementara itu, CEO Adara Relief Internasional, Sri Vira Chandra mengakui, penjajahan zionis Israel selama 74 tahun di Palestina telah mengakibatkan banyak warga Palestina mengungsi ke negara-negara tetangga seperti Lebanon, Yordania dan lainnya. Para pengungsi mencari suaka politik setelah mengalami intimidasi yang luar biasa dan tidak manusiawi dari tentara Israel.

“Rumah mereka dirobohkan, sumber ekonomi seperti pertanian dihancurkan, air bersih dibatasi, listrik juga dibatasi, pohon zaitun dicabut-cabuti. Ditambah lagi anak-anak dijadikan tahanan rumah, ada juga yang dibunuh,” papar Vira.

Baca Juga :   Tiga Anggota Hamas Tewas Tertembak di Lebanon

Untuk itu, tambah dia, pihaknya terus berkomitmen untuk mendukung perjuangan rakyat Palestina dalam berbagai bentuk. Misalnya, bantuan bahan makanan, pakaian, bantuan pendidikan, dan lainnya.

“Kami memiliki 4 segmen bantuan, yakni emergensi, bantuan untuk kehidupan sehari-hari, bantuan situasional seperti Ramadhan, Iduladha dan musim dingin.
Untuk memudahkan kami menyalurkan bantuan kemanusiaan bagi pengungsi Palestina, kami menjalin kemitraan dengan NGO peduli Palestina di sejumlah negara seperti di Lebanon. Sehingga setiap bantuan yang disalurkan dapat diterima manfaatnya dengan tepat untuk warga Palestina,” tutupnya. (eva)

MIXADVERT JASAPRO