Waspada, 1 dari 5 Penderita Nyeri Kronis di Bawah Usia 30 Tahun

Ilustrasi Nyeri Sendi Kronis Foto: CNN Indonesia

JagatBisnis.com – Sebuah riset dari Global Pain Index Report 2020 menyebutkan bahwa nyeri masih menjadi masalah global. Sekitar 19 ribu responden yang disurvei, 93 persen mengaku memiliki masalah nyeri, dengan sepertiganya menderita rasa nyeri setiap hari. Kondisi ini tidak hanya dialami lansia, karena 1 dari 5 nyeri kronis juga dialami oleh mereka yang berusia di bawah 30 tahun.

Beberapa studi menambahkan bahwa nyeri kronis memberikan beban pribadi dan ekonomi yang sangat besar, serta mempengaruhi 30 persen populasi dunia.

Selain berdampak pada kondisi psikologis, nyeri kronis dapat menurunkan produktivitas kerja, mengganggu aktivitas sehari-hari dan berdampak signifikan secara sosial dan ekonomis.

Baca Juga :   Bahaya Boba Bagi Kesehatan Bikin Obesitas hingga Kematian COVID-19

Riset Kesehatan Dasar (2018) menyebutkan bahwa prevalensi penyakit muskuloskeletal yang pernah di diagnosis oleh tenaga kesehatan mencapai 11,9 persen dan berdasarkan diagnosis atau gejala yaitu 24,7 persen.

Tingginya prevalensi nyeri ini menunjukkan bahwa manajemen nyeri masih mengalami berbagai hambatan.

Selain mengonsumsi obat-obatan, terapi ke dokter, ahli fisioterapi, atau pijat bisa menjadi pilihan. Namun di tengah pandemi COVID-19, opsi ini cukup berisiko.

Terapi manajemen nyeri secara mandiri yang bisa dilakukan dengan aman dan efektif di rumah menjadi pilihan tepat untuk meminimalisir risiko penularan COVID-19.

Baca Juga :   Perhatikan Gejala Sesak pada Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik

“Rasa nyeri dapat terjadi di berbagai bagian tubuh seperti di leher, lengan, kaki, serta di punggung baik di bagian atas maupun punggung bagian bawah. Nyeri punggung bawah merupakan nyeri neuropatik yang berdampak cukup signifikan pada penderitanya karena bersifat kronis dan sulit ditangani,” kata dr. Sa’ad Budiyono, Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi saat temu media virtual ditulis di Jakarta, Selasa, (22/3/2022).

Konsumsi obat pereda nyeri biasanya menjadi pertolongan pertama, tetapi tidak semua orang cocok dengan solusi ini karena alasan tertentu seperti alergi obat atau efek samping yang ditimbulkan.

Baca Juga :   Cara Mudah Bedakan Ikan Berformalin dan Ikan Segar

“Nyeri kronis harus mendapat penanganan yang tepat dan untuk mendukung terapi secara mandiri, hadir dengan solusi fisioterapi OMRON TENS, alat pijat portabel yang menerapkan stimulasi saraf listrik transkuten di area target,” ujar Tomoaki Watanabe Direktur OMRON Healthcare Indonesia.

Masih menurutnya, OMRON TENS menghadirkan kualitas terapi nyeri secara non-invasif, bebas obat, yang bisa membantu pasien mengatasi rasa nyeri dengan aman tanpa menjadi kebiasaan atau menciptakan ketergantungan berlebihan. (pia)

MIXADVERT JASAPRO