Waspada, Uang Palsu Mulai Marak Beredar

Ilustrasi uang Palsu Foto: JawaPos.com

JagatBisnis.com – Mendekati di Kabupaten yang biasanya di dahului dengan tradisi sadranan di mana warga akan banyak belanja untuk kebutuhan upacara tradisional tersebut, rupanya ditangkap sebagai peluang oleh pengedar uang palsu. Hal itu, sebagaimana ditemukan di Pasar Kaloran Temanggung.

Yanti (45) pedagang sembako di Pasar Kaloran menuturkan, dirinya telah menjadi korban pengedar , sehingga dagangannya merugi. Pengedar diduga memanfaatkan situasi ramainya pasar, sehingga penjual lengah dan tidak sempat memeriksa kondisi uang seperti saat hari-hari biasa.

“Saya dapat uang palsu totalnya Rp250.000, terdiri dari pecahan Rp100.000 dua lembar dan satu lembar Rp100.000. Jadi kalau musim nyadran pasti prepegan kaya mau Lebaran itu banyak yang membeli baran kebutuhan, jadi kondisinya ramai saya tidak sempat ngecek uangnya asli atau tidak langsung masuk laci, karena banyak pembeli yang minta dilayani,”katanya Jumat (18/3/2022).

Baca Juga :   Polisi Bekuk Lima Pemalsu Uang Amatiran

Yanti semula mengaku tidak tahu jika mendapat uang palsu. Ia baru sadar setelah uang hasil penjualan digunakan untuk kulak lagi di Magelang tempat biasa kulak. Namun saat pulang dari kulak ia ditelepon oleh pedagang tempatnya kulak dan mengatakan bahwa uang belanja darinya setelah dicek menggunakan money detector ternyata palsu.

Baca Juga :   Polisi Bekuk Lima Pemalsu Uang Amatiran

“Saya kaget saat ditelepon dan bilang uang dari saya palsu lalu mau dikembalikan. Uang itu hasil jualan di Pasar Kaloran kemarin, tidak tahunya palsu. Kalau sekilas memang tidak kelihatan kalau palsu karena sangat mirip dengan yang asli, tapi setelah diamati memang kertasnya terasa beda dan warnanya agak pudar,” katanya.

Siti (49), pedagang lain menuturkan, beradasarkan pengalamannya uang palsu ini akan marak saat menjelang masyarakat punya hajat besar misalnya saat menjelang Lebaran. Mereka memanfaatkan kondisi pasar yang ramai sehingga pedagang lengah, terlebih rata-rata pedagang di pasar tradisional tidak punya alat money detector.

Baca Juga :   Polisi Bekuk Lima Pemalsu Uang Amatiran

“Peredaran upal itu seperti sudah bisa dititeni (dihafal), kalau pas musim nyadran atau jelang Lebaran. Pokoknya kalau pas pasar prepegan, yang beli banyak umpel-umpelan, kan pedagang tidak sempat ngecek, terima duit langsung masuk laci, habis itu melayani pembeli lain yang sudah mengantre,” katanya. (pia)

MIXADVERT JASAPRO