Pengungsi Gunungkidul akibat Angin Kencang Kesulitan Minyak Goreng

JagatBisnis.com – Ratusan rumah di Kalurahan Mulusan, Kapanewon Paliyan, , rusak akibat angin kencang yang terjadi hari Jumat (12/3/2022) sore kemarin. Kondisi ini memaksa warga korban bencana angin puting beliung mengungsi di tempat yang lebih aman.

Lurah Mulusan, Supodo menuturkan ratusan rumah sementara tidak bisa dihuni setelah rusak diterjang . Warga tidak bisa lagi mendiami rumah tersebut untuk sementara waktu. Sehingga warga terpaksa mengungsi di tempat yang lebih aman.

“Mereka tidak di tempat posko pengungsian namun semua berada di rumah-rumah tetangga yang masih aman,” paparnya.

Sari hasil pendataan akhir yang dilakukan, petugas BPBD Kabupaten Gunungkidul mencatat selain dua warga yang mengalami luka-luka, setidaknya ada ratusan rumah yang rusak. Pihaknya mencatat ada 170 rumah rusak di empat padukuhan.

Di Mulusan ada 6 padukuhan namun yang terdampak ada 4 padukuhan. 4 padukuhan tersebut adalah Karangmiri, Kenteng, Mulusan dan Watugilang A. Adapun kerusakan terparah terjadi di dua Padukuhan, yakni Padukuhan Kenteng dan Padukuhan Karang Miri.

“Sementara itu, jumlah penduduk terdampak bencana angin puting beliung adalah 647 jiwa. Ada 4 Padukuhan yang terdampak. 100an rumah parah dan 70 rusak ringan,” ujar Supodo.

Untuk yang mengungsi memang tidak sebanyak yang terdampak. Di Padukuhan Karangmiri setidaknya ada ratusan jiwa dari 40 KK dan di Padukuhan Kenteng ada 20 KK yang juga tidak bisa tinggal di rumah mereka untuk sementara waktu.

Supodo menyebutkan, pihaknya langsung mendirikan posko induk untuk memudahkan koordinasi. Posko induk tersebut berada di Balai Dusun Kenteng. Di posko tersebut juga dijadikan sebagai dapur umum.

“Dapur umum ini selain menyuplai makanan warga terdampak juga untuk relawan,” terang dia.
Koordinator Posko Tagana Gunungkidul, Wagiyo, menuturkan dapur umum menjadi unsur pokok untuk keberlangsungan proses rehabilitasi saat tanggap darurat. Posko ini didirikan untuk menyediakan logistik permakanan bagi warga terdampak dan juga para relawan.

“Biasanya, menu makanan yang dibagikan selain nasi juga lauk pauk seperti telur, sayur dan juga mie goreng,” ungkapnya.

Hanya saja, saat ini mereka masih kekurangan sayuran untuk memasak. Dan yang mendesak adalah minyak goreng karena kebutuhannya cukup banyak.

“Sekali memasak itu kita menghabiskan minyak 10 liter, dan itu sulit untuk mendapatkannya,” ujarnya. (pia)

MIXADVERT JASAPRO