JagatBisnis.com – Kenaikan harga LPG nonsubsidi dikhawatirkan membuat semakin banyak pelanggan yang bermigrasi menggunakan LPG subsidi 3 kg (gas melon). Karena, sebenarnya migrasi ini sudah lama terjadi. Karena 93 persen LPG yang beredar di masyarakat adalah LPG 3 kg.
“Padahal di LPG 3 kg itu tertulis untuk orang miskin. Bambu, orang muskin jumlahnya hanya sekitar 20 persen. Jadi yang 60 persen itu tidak tepat sasaran karena orang yang mampu ikut menikmati,” kata Sekjen Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto, Kamis (3/3/2022).
Apalagi, lanjutnya, di tengah kondisi pandemi Covid-19, kemungkinan masyarakat yang mampu, sudah banyak yang menikmati LPG bersubsidi ini. Ditambah lagi, tidak diketahui data pembeli LPG 3 kg karena subsidi gas ini bersifat terbuka.
“Berbagai upaya dilakukan untuk menyalurkan LPG subsidi agar tepat sasaran sudah, mulai dari skema kartu hingga subsidi langsung. Tapi, upaya tersebut belum ada yang membuahkan hasil. Akhirnya, kami dan Kementerian ESDM melakukan berbagai cara agar penggunaan LPG bisa berkurang. Diantaranya, mempertahankan jarigan gas, kompor listrik, DME (Dimetil Ether) yang bahan bakunya dari batu bara,” tutupnya. (*/eva)
