Kawasan Lereng Merapi Jadi Sentra Kopi

JagatBisnis.com-Pemerintah Kabupaten Sleman dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terus menggenjot pemulihan lereng Gunung Merapi agar kembali menjadi salah satu sentra perkebunan, produksi dan pemasaran kopi melalui Gerakan Tanam Kopi. Alasan dipilihnya lereng Merapi sebagai lokasi pelaksanaan Gerakan Tanam Kopi di Kabupaten Sleman untuk mempertahankan dan mengembangkan budidaya kopi lereng Merapi yang khas.

“Tanaman kopi sebenarnya telah banyak dibudidayakan di wilayah lereng Gunung Merapi, khususnya di Kecamatan Cangkringan, Turi dan Pakem. Kini, kopi Merapi sudah mendunia,” kata Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa di sela penanaman kopi di Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Minggu (27/2/2022).

Danang menjelaskan, pascaletusan Gunung Merapi hebat pada 2010 yang melumpuhkan sebagian besar pertanian di wilayah lereng. Maka, upaya pemulihan tanaman kopi terus diupayakan, baik oleh pemerintah pusat, daerah maupun kabupaten.

Baca Juga :   Indonesia Berpeluang Jadi Pemain Utama Industri Kopi Global

“Saat ini, fokus utam kami di kabupaten melakukan upaya perluasan lahan, rehabilitasi tanaman, pengutuhan maupun pengembalian tegakan, pemeliharaan, pemberantasan hama dan penyakit tanaman serta pengawalan pasca panen kopi,” terangnya.

Menurut dia, berbagai upaya pemulihan itu sasarannya meningkatkan produktivitas tanaman kopi lereng Merapi. Dari upaya tersebut, didapatkan hasil yaitu pada 2020 di Kabupaten Sleman luas lahan budidaya kopi Robusta mencapai 217,19 hektare dan untuk Arabika seluas 36,60 hektare. Sedangkan total luas panen tanaman kopi mencapai 158,28 hektare terdiri dari Arabika mencapai 27,14 hektare dan kopi Robusta seluas 131,14 hektare.

Baca Juga :   Berbekal Studi Bisnis di Hawaii, Ariel Christina Ramaikan Pasar Indonesia dengan Kopi Khas Hawaii

“Total produksi kopi Kabupaten Sleman kini mencapai 754,30 kuintal yang terdiri dari produksi kopi Arabika sebesar 172,63 kuintal dan kopi Robusta sebesar 581,67 kuintal. Sementara itu, untuk produktivitas kopi Arabika sebesar 6,21 kuintal per hektare dan kopi Robusta sebesar 4,44 kuintal per hektar,” terangnya.

Baca Juga :   Berbekal Studi Bisnis di Hawaii, Ariel Christina Ramaikan Pasar Indonesia dengan Kopi Khas Hawaii

Pada kesempatan yang sama, Direktur Tanaman Tahunan dan Penyegar Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan), Hendratmojo Bagus Hudoro menambahkan, gerakan tanam kopi serentak ini juga dilakukan di seluruh wilayah Indonesia. Sehingga meningkatkan produksi, kualitas dan daya saing kopi yang ada di Indonesia.

“Pada kegiatan ini tidak hanya fokus terhadap kualitas dan produksi kopi saja, namun juga terkait pemasaran dan penguatan kelembagaannya. Jadi harus ada konsepsi terintegrasi pemasarannya dari hulu ke hilir. Termasuk kelembagaanya ke depan harus dipersiapkan,” tutup dia. (*/eva)

MIXADVERT JASAPRO