Impor LPG Naik, Masyarakat Diajak Pakai Kompor Listrik

JagatBisnis.com – Pemerintah terus mendorong program konversi kompor induksi listrik sebagai upaya untuk mengurangi konsumsi Liquefied Petroleum Gas (LPG). Karena sebanyak 80 persen kebutuhan LPG nasional masih berasal dari impor. Belum lagi, pemerintah harus menanggung beban subsidi LPG 3 kg untuk masyarakat miskin.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, program konversi kompor listrik merupakan strategi energy nasional untuk mengubah energi yang berbasis pada impor diganti dengan energy yang diproduksi dalam negeri. Apalagi, saat ini impor LPG dari tahun ke tahun terus naik seiring dengan meningkatnya konsumsi masyarakat. Pada 2024 diprediksi impor LPG bisa mencapai Rp67,8 triliun.

“Dengan beralih ke kompor induksi, ketergantungan terhadap impor LPG bakal berkurang secara bertahap sehingga bakal mendorong kemandirian energi. Dengan dengan berkurangnya impor LPG ini, masalah defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) akibat impor LPG secara perlahan juga dapat diselesaikan,” katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (15/2/2022).

Tak hanya angka impor, menurutnya, langkah konversi ini juga bakal menekan subsidi LPG dalam APBN yang terus membengkak. Pada tahun ini, pemerintah menganggarkan Rp61 triliun untuk subsidi LPG. Angka ini akan terus naik menjadi Rp71,5 triliun pada 2024. Sehingga konversi ke kompor induksi ini juga akan menjadi pintu masuk kemandirian energi, dari yang sebelumnya impor menjadi pemanfaatan listrik yang bersumber energi domestik.

“Ini agenda bersama. Kita gotong royong untuk menuju kedaulatan energi di Indonesia. Apalagi sumber energi domestik kita sekarang melimpah dan dapat dimanfaatkan. Padahal, LPG biaya pengadaannya Rp13.500 per kg. sedangkan, 1 kg LPG itu setara 7 kilowatt jam (kWh) listrik yang biayanya Rp10.250. Jadi, penggunaan kompor listrik lebih murah daripada LPG,” pungkasnya. (*/eva)

MIXADVERT JASAPRO