Kasus Mafia Karantina Muncul karena Banyak Blank Area

JagatBisnis.com – Polri buka suara terkait dorongan berbagai pihak yang meminta agar mafia karantina kesehatan di masa pandemi corona ditindak. Pasalnya karantina dijadikan lahan transaksi oleh oknum tertentu seperti kasus Rachel Vennya.

Kadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, transaksi karantina kesehatan muncul lantaran banyaknya blank area dari bandara menuju hotel tempat karantina. Blank area terjadi karena minimnya pengawasan.

“Di situ blank area yang memungkinkan terjadinya pelanggaran dan penyimpangan kekarantinaan,” kata Dedi lewat keterangannya, Minggu (6/2).

Baca Juga :   12 Pengelola Hotel Bakal Dipanggil Terkait Dugaan Mafia Karantina COVID-19

Dedi menuturkan, blank area tersebut dimanfaatkan untuk menghindari proses karantina. Akhirnya WNA maupun WNI yang datang dari luar negeri memanfaatkan celah tersebut.

Baca Juga :   Maraknya Mafia Karantina dan Visa di Bali, Mencoreng Pariwisata Indonesia

“Terjadi transaksional sehingga WNA dan WNI yang harusnya karantina di tempat yang sudah disiapkan tapi tidak dilakukan,” ujar Dedi.
Menurut Dedi, solusi yang dapat meminimalisasi kasus tersebut dengan menerapkan aplikasi Karantina Presisi. Meski begitu, aplikasi tersebut harus didukung pengawasan manual.

Baca Juga :   12 Pengelola Hotel Bakal Dipanggil Terkait Dugaan Mafia Karantina COVID-19

“Saat ini baik dan efektif aplikasi ini. Namun demikian perlu dicover pengawasan manual. Ada kebijakan dari BNPB setiap periode tertentu petugas menjaga di lokasi karantina harus diganti untuk meminimalisir pelanggaran kekarantinaan terjadi,” tandasnya.(pia)

MIXADVERT JASAPRO