Kasus Covid-19 di RI Dalam Sehari Capai 32 Ribu, Pasien Dirawat di RS Masih Rendah

JagatBisnis.com – Penambahan kasus COVID-19 pada Jumat (4/2) kemarin mencapai 32.211 orang. Meski kasus corona harian terus mengalami peningkatan setiap harinya, Kemenkes mengungkapkan hospitalisasi atau jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit masih rendah.

Juru bicara Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi, mengungkapkan sebagian besar kasus corona saat ini tanpa gejala atau bergejala ringan.
Diakui Nadia, meski kecepatan penularan varian Omicron lebih rendah dari varian lainnya, tingkat kesakitan maupun kematiannya lebih rendah.

“Hal ini dapat terlihat dari kondisi pasien yang dirawat di rumah sakit secara nasional masih sangat rendah. Rata-rata pasien yang dirawat di rumah sakit saat ini juga tidak bergejala dan gejala ringan. Dari data yang kita miliki, meski secara tren kenaikan kasus varian Omicron ini ada kemiripan dengan Delta, namun angka keterisian tempat tidur rumah sakit jauh lebih landai,” jelas Nadia dalam keterangannya, Sabtu (5/2).

Baca Juga :   3 Pasien Hepatitis yang Meninggal di RSCM Negatif COVID-19

Nadia kembali meminta masyarakat yang positif COVID-19 namun tidak bergejala atau hanya gejala ringan agar tidak perlu dirawat di rumah sakit.

“Cukup melakukan isolasi mandiri di rumah atau isolasi terpusat, serta memanfaatkan layanan telemedisin jika tersedia, atau melapor ke Puskesmas terdekat. Dengan demikian kita dapat mengurangi beban rumah sakit dan tenaga kesehatan, serta membantu menyelamatkan orang lain yang memiliki gejala sedang hingga kritis,” beber dia.

Tren BOR Terbaru
Secara nasional, Nadia menyampaikan tingkat keterisian rumah sakit (bed occupancy rate/BOR) masih berada pada ambang batas aman, yakni di bawah 60 persen, sesuai standar WHO.

Hingga Jumat kemarin, BOR nasional berada di angka 20 persen atau 16.712 pasien dirawat dari kapasitas 80.344 tempat tidur yang tersedia untuk penanganan COVID-19. Jumlah ketersedian tempat tidur perawatan ini masih bisa ditambahkan menyesuaikan kebutuhan, seperti yang dilakukan pemerintah tahun lalu saat terjadi lonjakan kasus akibat varian Delta.

Baca Juga :   Varian Baru COVID-19 B.1.1.529 Berasal dari Afrika, Berbahayakah?

Nadia pun merincikan data terbaru di Kota Depok, Jawa Barat. Ia menjelaskan, meskipun konfirmasi kasus positif lebih tinggi daripada gelombang kedua 2021 lalu, pasien yang dirawat di rumah sakitnya baru mencapai 52%. Sementara itu kapasitas ruangan yang dialihkan untuk pasien COVID-19 masih 22% dari 30% ruangan untuk penanganan COVID-19.

“Ini artinya masih ada setidaknya 8% persen tambahan ruang rumah sakit untuk dijadikan tempat intensif penanganan pasien COVID-19. Ini berbeda halnya dengan puncak kasus pada periode Juli-Agustus 2021 di mana jumlah konfirmasi kasus di Depok lebih sedikit daripada jumlah konfirmasi per hari ini, tapi pasien yang dirawat lebih banyak,” jelas Nadia.

Baca Juga :   Belasan Bayi di Daerah Ini Terpapar Covid-19

Untuk menekan lonjakan kasus, ia menekankan perlu kedisiplinan masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan dan membatasi mobilitas. Selain itu, cakupan vaksinasi dosis lengkap juga harus dikejar, beriringan dengan penyuntikan booster untuk memperkuat imunitas tubuh.

Sejauh ini, cakupan vaksinasi nasional sudah semakin mencapai target, yakni 89% untuk dosis pertama dan 62% untuk dosis kedua. Dengan vaksinasi diharapkan mampu mengurangi dampak kesakitan dan kematian dari infeksi COVID-19.

“Kita masih perlu terus mendorong cakupan vaksinasi dosis lengkap yang lebih tinggi lagi untuk mencegah dampak lebih lanjut bagi kelompok rentan seperti lansia dan anak-anak. Pemberian dosis ketiga (booster) juga sangat penting untuk mengantisipasi lonjakan kasus COVID-19 lebih parah lagi,” tutup Nadia. (pia)

MIXADVERT JASAPRO