JagatBisnis.com – Pemerintah Kota Jayapura menyurati Menteri Perhubungan untuk pembatasan jumlah kapal penumpang yang masuk di Pelabuhan Laut Jayapura. Hal ini untuk mengantisipasi lonjakan COVID-19 yang terus meningkat.
Wali Kota Jayapura, Benhur Tomi Mano menjelaskan dalam satu minggu, biasanya ada 5-6 kapal penumpang yang bersandar di Pelabuhan Laut Jayapura.
“Untuk menekan penyebaran COVID-19, dalam seminggu kapal penumpang dibatasi 3 kapal saja. Bayangkan saja, jika dalam satu kali kapal masuk, ada sekitar 40-50 penumpang yang terpapar COVID-19,” jelasnya, Kamis (3/2/2022).
Tak hanya itu saja, Pemkot Jayapura juga meminta penumpang yang berasal dari sejumlah daerah untuk sementara waktu tak mengunjungi Jayapura. Termasuk akses keluar masuk di wilayah perbatasan RI-Papua Nugini bakal ditutup, namun ada pengecualian bagi jalur-jalur tertentu.
“Misalnya akan ada perubahan-perubahan tertentu, seperti penumpang Kota Baubau yang tidak diperbolehkan masuk ke Kota Jayapura atau daerah lainnya. Hal ini dilakukan sebagai upaya memutus rantai penyebaran COVID-19,” tegasnya.
Termasuk akan memberlakukan pemulangan kembali kepada penumpang kapal laut dari luar Papua yang tak memiliki identitas diri yang jelas (KTP). “Jadi, jika ada penumpang kapal yang tak memiliki identitas jelas, akan dikembalikan ke daerah asalnya,” katanya.
Sebelumnya dalam rapat evaluasi penyebaran COVID-19, Pemkot Jayapura meyebutkan dengan lonjakan COVID-19 yang terus meningkat, maka aktivitas warga dibatasi.
“Yang sebelumnya sudah bebas hingga 24 jam, dengan penyebaran COVID-19 yang tinggi, maka aktivitas warga hanya bisa dilakukan pukul 06.00 WIT hingga 21.00 WIT.
Hingga 2 Februari 2022, angka COVID-19 mencapai 155 kasus. Sebagian pasien COVID-19 didapat dari pelaku perjalanan dengan menggunakan kapal laut.
Pasien COVID-19 di Kota Jayapur tersebar di 23 kelurahan dari total 25 kelurahan yang ada.(pia)
