Tekan Impor BBM, Tahun ini PLN Konversi 250 MW Pembangkit Diesel ke Surya

JagatBisnis.com – PT PLN (Persero) melakukan konversi 250 megawatt pembangkit tenaga diesel menjadi tenaga tata surya di tahun 2022. Konversi pembangkit tenaga diesel ke tenaga surya sebagai upaya mendongkrak porsi energi baru terbarukan (EBT) dan menekan angka impor bahan bakar minyak (BBM). Proyek ini akan rampung pada 2026. Diharapkan, ada sekitar 2.130 titik PLTD miliknya yang ada saat ini bisa terkonversi ke pembangkit energi bersih ataupun koneksi ke grid.

“Program konversi PLTD ke EBT akan dibagi menjadi dua tahap. Pada tahap pertama konversi energi akan dilakukan hingga 250 megawatt yang nantinya tersebar di beberapa PLTD di Indonesia. PLTD itu, nantinya akan diganti menjadi PLTS baseload atau dapat diartikan akan ada tambahan baterai agar pembangkit bisa menyala selama 24 jam,” kata Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, dalam keterangan tertulis, Selasa (1/2/2022).

Ia melanjutkan, dengan konversi ke PLTS dan baterai, maka kapasitas terpasang di tahap pertama bisa mencapai 350 megawatt. Sehingga bisa mendongkrak bauran energi terbarukan dan penambahan kapasitas terpasangnya pembangkit secara nasional. Apalagi, saat ini pihaknya sedang melakukan lelang dalam satu dua bulan ini. Hingga kini, sudah ada 160 peserta yang memenuhi persyaratan,

Baca Juga :   Periode 2020-2021, PLN Susutkan Utang Rp51 Triliun

“Dalam lelang tersebut , kami akan membebaskan spesifikasi baterai yang akan dipakai oleh peserta untuk meningkatkan informasi. Sehingga tercipta baterai yang efisien dan andal dalam operasional. Karena dalam lelang ini kami membebaskan spesifikasi baterai yang akan dipakai oleh peserta. Kami mengedepankan para peserta bisa meningkatkan inovasi sehingga tercipta baterai yang efisien dan punya keandalan operasi,’ terangnya.

Baca Juga :   Masyarakat Gorontalo Diajak Mengenal Keunggulan Listrik Pintar

Menurutunya, dengan konversi ke PLTS dan baterai, maka kapasitas terpasang di tahap pertama ini bisa mencapai sekitar 350 MW. Sehingga bisa mendongkrak bauran energi terbarukan dan penambahan kapasitas terpasang pembangkit secara nasional. Dalam tahap dua, pihaknya akan mengkonversi PLTD sisanya sekitar 338 MW dengan pembangkit EBT lainnya. Hal itu sesuai dengan sumber daya alam yang menjadi unggulan di daerah tersebut dan keekonomian yang terbaik.

Baca Juga :   Penyesuaian Tarif Listrik Tak Berdampak Signifikan Terhadap Inflasi

“Untuk rencana konversi ke pembangkit berbahan bakar gas, kami juga bekerja sama dengan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) dalam upaya konversi ini. Beberapa PLTD yang tahun ini juga digarap bersama PGN mengganti PLTD menjadi pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU). Program gasifikasi ini menyasar daerah terpencil. Kami juga bisa memakai opsi untuk menginterkoneksikan kepada sistem transmisi terdekat yang lebih besar sehingga masyarakat tetap bisa menikmati listrik yang andal,” kata dia. (*/eva)

MIXADVERT JASAPRO