Belum Reda, 7 Warga Gunungkidul Diduga Terkena Antraks

JagatBisnis.com – Kasus COVID-19 di wilayah Gunungkidul belum juga reda, kini warga kembali dibuat khawatir dengan dugaan munculnya kembali penyakit antraks. Padahal sebelum pandemi COVID-19, penyakit antraks memang sempat membuat peternakan sapi warga Gunungkidul terpuruk dan banyak warga yang terpapar.

Kekhawatiran kembali munculnya penyakit antraks tersebut bermula ketika 7 warga di Pedukuhan Jetis, Kalurahan Hargomulyo, Kapanewon Gedangsari, Gunungkidul mengalami gejala terjangkit antraks. Gejala tersebut muncul usai warga mengkonsumsi daging sapi yang sebelumnya tidak sehat.

Dukuh Jetis, Maryadi mengatakan, dugaan penyakit antraks di Padukuhan Jetis, Kalurahan Hargomulyo, Kapanewon Gedangsari muncul setelah warga mengalami demam, gatal dan luka di sekujur tubuhnya seusai makan olahan daging sapi.
“Nah kondisi sapi sebelum disembelih pun sakit,” terang dia.

Maryadi menuturkan, ada seekor sapi milik salah satu warganya yang sakit. Kebetulan warga tersebut berasal dari golongan ekonomi menengah ke bawah. Warga merasa iba dengan pemilik sapi tersebut.

Baca Juga :   Kematian Sapi di Maros Negatif Antraks

Pasalnya sapi tersebut tak kunjung sembuh meskipun sudah diperiksa dan diberi obat oleh dokter hewan setempat. Sapi tersebut sempat sembuh namun kembali sakit. Pemilik sapi pasrah dan membayangkan akan mengalami kerugian cukup banyak jika sapinya mati.

“Karena kasihan maka warga lantas membeli sapi tersebut. Dan kemudian disembelih untuk dimakan bersama-sama,” terang dia
Sapi tersebut disembelih di rumah pemiliknya, kemudian dagingnya dibagikan ke warga dengan berat berbeda sesuai dengan jumlah yang dibayarkan. Setelah itu dikonsumsi di masing-masing rumah tangga.

“Awalnya tidak ada gejala, namun setelah beberapa hari mengkonsumsi ada satu dua warga yang jari-jarinya seperti gejala antraks,” terang Maryadi.

Hingga pada Kamis (28/01/2022) Dinas Kesehatan dan Dinas Peternakan ke lokasi untuk melakukan pengecekkan. Setelah diperiksa ada sepuluh warga mengalami gejala yang sama.

Baca Juga :   Pasar Ternak di Gunungkidul Diduga Jadi Penyebab Penyebaran Antraks

“Kemarin diambil darahnya untuk dicek lab, belum ada hasil yang keluar. Tapi dari gejala yang ada sudah mengarah ke dugaan penyakit antraks tersebut,” pungkasnya.

Kapolsek Gedangsari AKP Pudjijono saat dikonfirmasi membenarkan dugaan tersebut. Peristiwa dilaporkan pada Kamis (27/1/2022) lalu dan kini petugas Puskesmas dan juga Dinas Peternakan terus melakukan penelusuran dan pemeriksaan terhadap warga.

Pudjijono menduga warga terkena virus antraks kdari daging sapi yang sebelumnya dikonsumsi. Sapi tersebut milik seorang warga yang sebelumnya sakit dan dikonsumsi beramai-ramai oleh warga padukuhan tersebut.

Dari informasi yang diterima, hari Rabu (19/1/2022) lalu, ada seekor sapi milik warga dalam kondisi kurang sehat. Kemudian sudah menjadi tradisi di wilayah Gunungkidul, sapi tersebut kemudian dijual dengan harga di bawah harga pasaran.

“Kemudian sekitar 65 warga setempat sepakat untuk membeli sapi milik rekan mereka,” terang dia.
Sapi tersebut lantas disembelih dan kemudian dagingnya dibagikan dengan berat bervariasi sesuai biaya yang dikeluarkan. Warga kemudian mengkonsumsi daging sapi yang mereka sembelih tersebut.

Baca Juga :   Kematian Sapi di Sulsel Bukan karena Antraks

Usai mengkonsumsi sebenarnya mereka tidak mengeluhkan apapun. Namun, keesokan harinya, sejumlah warga mengeluhkan munculnya sakit berupa luka di kulit serta gembreges (meriang). Wargapun khawatir jika mereka terjangkit penyakit antraks.

“Beberapa warga kemudian memutuskan memeriksakan diri ke Puskesmas Gedangsari I. Dan mengacu pada gejala yang muncul serta pemeriksaan yang dilakukan, pihak puskesmas menduga ada indikasi antraks,”nterang dia.

Pudjijono menambahkan, sampai saat ini dari 65 warga yang mengkomsumsi daging sapi tersebut, sejauh ini ada 7 warga yang mengalami gejala antraks. Pihak Puskesmas sudah mengambil sampel darah dari warga yang lain untuk diperiksa lebih lanjut di laboratorium. (pia)

MIXADVERT JASAPRO