Indonesia Kekurangan 9 Juta Tenaga Kerja ICT

JagatBisnis.com –  Data Bank Dunia menyebutkan, Indonesia kekurangan 9 juta tenaga kerja di bidang informasi dan komunikasi teknologi (ICT). Kekurangan tenaga kerja ini dikarenakan tingginya celah atau kesenjangan keahlian (skill gap).

“Kekurangan orang yang bekerja di sektor ICT ini, khususnya terjadi di kalangan skilled dan semi-skilled worker. Jadi, jumlah lulusan perguruan tinggi masih terbatas yang menguasai beberapa bidang yang dibutuhkan perusahaan,” kata Direktur Center of Economics and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira, Selasa (25/1/2022).

Dia menjelaskan, skill gap atau kesenjangan keahlian sering kali disampaikan oleh dunia industri sebagai salah satu penyebab kesulitan untuk menyerap lulusan institusi pendidikan di Indonesia. Jika skill gap tersebut tidak diatasi, maka Indonesia akan menjadi pasar konsumen besar yang hanya sebatas menggunakan jasa atau mengimpor barang dari luar negeri.

“Salah satu negara yang siap mengisi skill gap di Indonesia adalah India dengan ibu kota digitalnya adalah Bengalore. Bengalore itu dimulai dari servis komunikasi. Kemudian dari sana dikembangkan ekosistem digital, dan sekarang kalau kita mencari talent digital, itu datangnya dari Bengalore yang siap,” kata Bhima.

Menurut dia, kurangnya tenaga kerja yang memiliki keahlian di bidang teknologi dan informasi menjadi hal yang ironis dibandingkan dengan tingkat pengangguran usia muda (18-35 tahun) di Indonesia yang mencapai 13,4 persen. Rasio wirausaha di Indonesia pun masih berada di antara 3 persen sampai dengan 5 persen dari total penduduk. Angka ini dinilai kecil.

“Implikasinya adalah Indonesia mengalami pengangguran usia muda yang cukup tinggi dibanding negara-negara lain. Negara yang disebut sebagai fail state atau negara gagal seperti Somalia dan Suriah maupun Iraq, salah satu indikatornya adalah tingkat pengangguran usia mudanya itu tinggi. Indonesia 13,4 persen dan ini data sebelum pandemi,” ungkap Bhima. (*/esa)

MIXADVERT JASAPRO