Buangan Chelsea Ini Bersinar Dipoles Mourinho

Tammy Abraham

JagatBisnis.com – Tammy Abraham menjadi anomali sepak bola Italia. Perlahan, tetapi pasti, pemain jebolan Akademi Chelsea ini membangun asa menjadi salah satu dari sedikit sekali pesepak bola Inggris yang sukses di Negeri Pizza, Italia di bawah Asuhan Jose Mourinho.

Dengan koleksi 10 gol dari 22 laga liga atau 17 gol dari 30 laga di semua kompetisi sejauh ini, pemain berusia 24 tahun itu sudah menjadi pemain Inggris tersubur yang pernah bermain untuk klub yang terletak di bekas jantung Imperium Romawi tersebut.

Tidak buruk untuk musim pertamanya dengan perubahan kultur sepak bola. Angka-angka itu pun lahir tanpa penalti dan penuh dengan peluang membentur tiang. Jika terus bekerja keras, saya yakin dia bisa menghasilkan gol lebih dari ini.

”Tidak buruk untuk musim pertamanya dengan perubahan kultur sepak bola. Angka-angka itu pun lahir tanpa penalti dan penuh peluang membentur tiang. Jika terus bekerja keras, saya yakin dia bisa menghasilkan gol lebih dari ini,” ujar Pelatih AS Roma Jose Mourinho seusai AS Roma menang 4-2 atas tuan rumah Empoli dalam pekan ke-23 Serie A, Senin (24/1/2022), seperti dilansir Football-Italia.

Abraham direkrut AS Roma dari Chelsea dengan mahar 34 juta pounsterling (sekitar Rp 657 miliar) pada musim lalu. Awalnya, perpindahan pemain yang teken kontrak di AS Roma selama lima tahun itu sempat tidak beruntung sejumlah keraguan.Penyerang AS Roma, Tammy Abraham, berebut bola dengan pemain Trabzonspor, Gervinho, dalam pertandingan Liga Konferensi Eropa antara AS Roma dan Trabzonspor di Stadion Olympic, Roma, 26 Agustus 2021.

Baca Juga :   Meski Lolos ke 16 Besar, Pelatih AS Roma Malah Kecewa

Abraham sempat ragu untuk berlabuh ke Italia karena punya kultur sepak bola yang sangat berbeda dengan tanah kelahirannya. Sepak bola Italia terkenal lambat dan monoton, sedangkan Inggris sangat mengelu-elukan permainan cepat yang terbuka alias kick and rush.

Bukan hanya Abraham yang ragu, fans AS Roma juga tidak terlalu percaya dengan pemain bertinggi 190 sentimeter tersebut. Para pendukung yang disebut ”Romanisti” itu kadung jatuh cinta dengan penyerang kawakan asal Bosnia, Edin Dzeko, yang sudah memperkuat klub berjuluk ”Il Lupi” alias Si Serigala itu sejak 2015/2016 dengan koleksi 119 gol dari 260 laga di semua kompetisi.

Gagal di Liga Inggris
Abraham yang minim gol di Liga Inggris alias Premier League dinilai belum sepadan untuk menggantikan Dzeko yang akhirnya berlabuh ke Inter Milan. Abraham datang ke Roma dengan rekor 6 gol dari 22 laga atau 12 gol dari 32 laga di semua kompetisi musim 2020/2021 bersama Chelsea.

Baca Juga :   Trevoh Chalobah Ingin Bermain di Klub Jerman

Apalagi, sejarah membuktikan, pemain Inggris ataupun Inggris Raya tidak cocok untuk bersama dengan AS Roma. Orang keturunan Inggris pertama yang bermain di sana adalah Alfredo Welby pada musim 1929-1930. Gelandang kelahiran Roma, tetapi berorangtua asal Skotlandia ini cuma bertahan semusim tanpa menyumbang gelar apa pun.

Gettyimages 1237878940 612×612 – inilah.com
Tammy Abraham berebut bola dengan pemain Lecce dalam lanjutan Coppa Italia.
Sejak itu sampai sekarang, sedikitnya ada enam pemain Inggris yang bermain untuk AS Roma, tidak termasuk gelandang Simone Perotta orang Italia kelahiran Ashton-under-Lyne, Inggris. Sejauh ini, hanya Mark Tullio Strukelj yang sukses dari sisi prestasi. Pemain kelahiran Dorking, Inggris, yang berayah Italia dan beribu Inggris ini turut mempersembahkan Piala Italia 1983/1984 untuk AS Roma meskipun cuma bermain 11 kali dan mencetak 1 gol di liga.

Penampilan Abraham
Dua lainnya bernasib seperti Welby yang berakhir tragis. Bek kelahiran Swansea, Wales, John Charles, hanya bermain 13 kali dan mencetak 4 gol di semua kompetisi tanpa menyumbangkan prestasi di musim 1962/1963 dan bek sayap legendaris Inggris, Ashley Cole, cuma bermain 16 kali tanpa mencetak gol ataupun mempersembahkan prestasi selama musim 2014/2015 dan 2015/2016.

Baca Juga :   Baru Direkrut, Wijnaldum Cedera Patah Tulang

Kini, ada tiga pemain Inggris yang aktif bersama AS Roma, yakni bek Chris Smalling yang bergabung dari Manchester United sejak musim 2019/2020, menyusul Abraham di musim panas 2021/2022, dan bek Ainsley Cory Maitland-Niles yang bergabung dari Arsenal pada Desember kemarin.

Karier Abraham dan Maitland-Niles tentu belum bisa dinilai. Akan tetapi, penampilan Smalling tidak konsisten seusai tampil cukup mengesankan dengan 3 gol dari 37 laga di semua kompetisi pada musim perdananya bergabung.

Tak heran, aksi Abraham sangat jadi sorotan oleh Romanisti. Puncaknya, dia dan rekan-rekannya mendapatkan cacian ketika AS Roma jadi olok-olok 1-6 oleh Bodo/Glimt.

Abraham sempat naik pitam dengan menunjuk-nunjuk para fans sebelum rekan-rekannya meredam emosinya. Saat itu, performa Abraham tidak memuaskan. Dia baru mencetak 2 gol dari 8 laga liga dan 2 gol dari tiga laga Liga Konferensi Eropa.

”Mourinho menginginkan saya menjadi seorang monster. Maksudnya, saya harus bermain lebih agresif di lapangan. Namun, tidak mudah untuk melakukannya. Sebab, selalu sulit ketika anda pindah negara dengan banyak perbedaan budaya. Saya perlu belajar menyesuaikan diri dengan gaya sepak bola yang berbeda,” tutur Abraham mengutip Eurosport, 14 November lalu. (pia)

MIXADVERT JASAPRO