“Seiring berjalannya waktu, jumlah anggota KWT terus bertambah menjadi 25 orang. Setiap anggota memiliki tugas masing-masing. Sebanyak enam orang mengurusi bagian produksi, produk turunan dari tanaman hidroponik seperti bayam, pakcoy, dan sebagainya. Sementara sisanya bertugas merawat kebun,” bebernya.
Diungkapkan, dari bantuan CSR BRI Peduli, KWT ini dapat membangun Green House, dan lokasi tanah berada di fasilitas umum. Sehingga KWT ini bisa menjadi proyek percontohan bagi warga sekitar.
“Bercocok tanam itu tidak melulu harus memiliki lahan yang luas. Tanah yang sempit pun masih bisa menghasilkan pangan melalui teknik hidroponik yang bebas pestisida,” tegasnya.
Dia mengaku, BRI kembali memberikan bantuan tahap kedua untuk pengembangan industri inkubasi bisnis. Sebesar 30 persen dana digunakan untuk workshop inkubasi bisnis, sedangkan 70 persen untuk pengadaan alat-alat produksi makanan.
Discussion about this post