Hadapi Lonjakan Omicron, Luhut Minta Masukan Pakar Lintas Disiplin

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan

JagatBisnis.com – Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan meminta masukan dari para pakar lintas disiplin guna menyiapkan skenario menghadapi lonjakan kasus corona varian Omicron dan upaya setelahnya.

Bersama Menkes Budi Gunadi Sadikin, Wamenkes Dante Saksono Harbuwono, dan Koordinator Tim Pakar Satgas COVID-19 Prof Wiku Adisasmito, Luhut menggelar dialog virtual dengan para epidemiolog, pakar kesehatan, dokter, dan pakar sosial dari berbagai lembaga pendidikan dan penelitian di Indonesia, Jumat (14/1).

“Dari berbagai penelitian yang diberikan kepada saya oleh para teman-teman epidemiolog dan dokter, kita tahu bahwa varian Omicron ini menular sangat cepat, tetapi less severe atau tidak parah. Walaupun terdapat angka kematian di beberapa negara namun jumlahnya cukup rendah dari varian ini,” jelas Luhut dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (15/1).

Baca Juga :   Kemenkes Optimisis Lebaran Tahun Ini Aman dari Ancaman Omicron BA.2

“Walau begitu, kita mau agar lonjakan kasus konfirmasi ini bisa kita turunkan dan bagaimana upaya kita pasca-lonjakan Omicron ini,” tambahnya.

Hingga saat ini, varian Omicron sudah terdeteksi lebih dari 500 kasus konfirmasi di Indonesia. Transmisi lokal pun telah terjadi di wilayah DKI Jakarta.

Penjelasan Para Ahli soal Perkembangan Omicron di Indonesia

Baca Juga :   Kasus COVID-19 Varian Omicron di Thailand Naik 48 Persen Dalam Sehari

Dalam diskusi bersama ini, salah satu pakar dari Eijkman Institute, Amin Soebandrio, mengatakan Indonesia sedang memasuki masa transisi penanganan COVID-19 dari varian Delta menuju

Omicron. Oleh karena itu, pengawasan pada tingkat molekular perlu dipertajam, mengingat banyak hal yang belum diketahui mengenai varian ini.

“Sampai sekarang Omicron ini masih terus diteliti, kecepatan penularannya cepat. Walaupun ini merupakan varian yang berbeda dari Delta dengan tingkat kematian yang masih belum ada, tetapi kita perlu terus mengantisipasi berbagai kemungkinan yang dapat terjadi,” ujarnya.

Baca Juga :   Siswa Terpapar COVID-19, PTM di Bandar Lampung Disetop Sementara

Sementara itu, Epidemiolog dari Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (FK UGM) Hari Kusnanto dan Epidemiolog dari FK Universitas Airlangga (Unair) Windhu Purnomo juga menyampaikan seharusnya pemerintah dapat menjaga kenaikan kasus tidak terlalu cepat dan juga tinggi (flattening the curve), sehingga puncak kasus akan terjadi di Maret namun dengan jumlah kasus yang lebih rendah.

Hanya saja, menurut Hari, pengendalian penularan varian Omicron dapat dilakukan jika protokol kesehatan, pembatasan mobilitas, pelaksanaan vaksinasi, dan fasilitas pelayanan kesehatan sudah terakomodir dengan baik. (pia)

MIXADVERT JASAPRO