BNPT Deteksi Masih Ada Jaringan Terorisme di Indonesia

JagatBisnis.com –  Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mendeteksi sejumlah kelompok teroris terus melakukan pergerakan di Indonesia. Mereka terindikasi dan terpantau masih menyebarkan paham radikal di Indonesia. Setidaknya ada 6 kelompok yang masih aktif melakukan pergerakan.

“Keenam kelompok itu adalah Jamaah Islamiyah (JI), Jamaah Ansharut Daulah (JAD), Jamaah Ansharut Khilafah (JAK), Jamaah Ansharusy Syariah (JAS), Negara Islam Indonesia (NII), Mujahidin Indonesia Timur (MIT). Makanya, kami terus melakukan kontraradikalisasi sekaligus memperluas jaringan edukasi kepada masyarakat,” kata Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar dalam keterangannya, di Jakarta, Rabu (29/12/2021).

Boy mengungkapkan, perkembangan jaringan teror nasional, seperti Jamaah Islamiyah (JI) yang hingga kini belum menentukan pimpinan kelompok. Sehingga, kelompok teroris JI sampai saat ini masih menunjuk para koordinator wilayah untuk mengembangkan struktur di wilayah masing-masing. Selain itu, beberapa bidang struktur markaziah juga telah dinonaktifkan.

Baca Juga :   BNPT Siap Rehabilitasi Siswa Sekolah Terafiliasi Khilafatul Muslimin

“Untuk kelompok Jamaah Ansharul Khilafah (JAK), saat ini terpecah menjadi dua kelompok, yaitu JAK pimpinan Arham alias Abu Hilya yang fokus pada pengembangan Rumah Quran Imam Ahmad dan badan amal. Sedangkan, kelompok kedua, JAK pimpinan Suherman yang fokus pada pengelolaan Baitul Mal Watanwil dalam memberikan santunan terhadap janda -janda yang ditinggalkan oleh anggota JAK yang berjihad,” bebernya.

Baca Juga :   BNPT Gelar Patroli Siber Pantau Konten Propaganda Anti NKRI

Selain itu, lanjut Boy, kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang terpantau saat ini pergerakannya bersifat ke daerah dan aktif di media sosial untuk melakukan propaganda. Pengikutnya juga melakukan pengembangan Jamaah melalui pembangunan Pondok Pesantren. yang terafiliasi dengan jaringan JAD.

“Ada juga Jamaah Ansharusy Syariah (JAS) yang diestimasikan kegiatannya terpusat di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Pergerakan kelompok ini, terfokus kepada kegiatan politik dan bergabung dengan kelompok kelompok intoleran seperti FPI,” imbuhnya.

Dia menambahkan, untuk Negara Islam Indonesia (NII) pergerakannya fokus dalam bidang dakwah, penguatan wilayah ekonomi, dan penegakkan syariat Islam. Proses rekrutmen yang dilakukan saat ini dilakukan melalui tiga tahapan. Pertama, perekrutan awal, kedua pembinaan anggota baru dan ketiga pengkaderan anggota NII.

Baca Juga :   Kaum Perempuan di Lampung Diajak Viralkan Perdamaian

“Sementara untuk kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) merupakan organisasi teroris yang dipimpin Ali Kalora yang telah tewas, ketika kerap melancarkan serangannya di Poso, Sulawesi Tengah. Sekarang kelompok ini hanya tersisa 4 orang anggota MIT Poso yang masuk dalam DPO, yaitu Askar alias Jaid alias Pak Guru, Nae alias Galuh alias Muklas, Suhardin alias Hasan Pranata, dan Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang,” terangnya. (*/esa)

MIXADVERT JASAPRO