Dua Jembatan Gantung Cianjur Putus

JagatBisnis.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur mencatat dua jembatan gantung di wilayah selatan Cianjur, putus akibat terseret arus sungai.

Dua jembatan di Cianjur yang putus terbawa arus mengakibatkan aktifitas warga lima desa di Kecamatan Cidaun, lumpuh total.

Sekretaris BPBD Cianjur, Rudi Labis mengatakan putusnya dua jembatan gantung yang merupakan akses utama penghubung antardesa dan kecamatan itu. Kejadiannya terjadi Jumat dini hari, akibat derasnya air Sungai Cimaragang yang membentang di Kecamatan Cidaun. Saat itu hujan turun deras dengan intensitas tinggi sejak malam hari.

Baca Juga :   Polri Beberkan di Balik Iklan Penjualan Pulau Sumba

“Hujan turun deras sejak malam hingga pagi menjelang, membuat debit air di Sungai Cimaragang terus meluap dan arus menjadi deras. Akibatnya jembatan gantung yang berdiri putus, sehingga membuat aktifitas warga dari lima desa lumpuh total,” katanya di Cianjur Jumat (24/12/2021).

Ia menjelaskan, dua jembatan gantung tersebut, Jembatan Datar Bolang dan Cisarakan yang menghubungkan Desa Neglasari, Cibuluh, Cimaragang, Karangwangi dan Gelarpawitan, putus dengan landasan jembatan sebagian besar terbawa arus sungai, sehingga akses utama warga hilang.

Baca Juga :   Kapal Muatan Peti Kemas Karam di Perairan Karimun

Sehingga pihaknya telah berkoordinasi dengan dinas terkait untuk membuat jembatan darurat agar warga di lima desa tidak terisolir karena jembatan tersebut merupakan akses utama warga untuk beraktifitas, terutama aktifitas perekonomian.

“Kita sudah berkoordinasi dengan dinas terkait agar segera membangun jembatan darurat, sebelum kembali membangun jembatan yang putus. Harapan kami, warga dapat beraktifitas kembali setelah jembatan sementara ada, sambil menunggu pembangunan kembali,” katanya.

Baca Juga :   Kapal Selam Prancis Mendadak Muncul di Selat Sunda

Kepala Desa Gelarpawitan, Heri Kuswanto, mengatakan akibat ambruknya kedua jembatan yang menjadi akses utama itu, aktivitas warga di lima desa lumpuh total karena tidak ada jalan alternatif selain dua jembatan tersebut.

“Sekarang warga terpaksa menyeberangi sungai yang airnya deras saat ada keperluan baik menjual hasil bumi atau ada keperluan lainnya. Kami berharap segera dibangun jembatan darurat karena warga menantang maut ketika hendak beraktifitas,” katanya.(pia)

MIXADVERT JASAPRO